Apa Itu Utang Produktif? — Mendengar kata utang, apa yang pertama kali terlintas di pikiran Anda? Debt collector, bunga yang besar atau mungkin kegagalan finansial? Saya yakin, banyak dari Anda mengkonotasikan utang dengan sesuatu yang negatif.
Tapi, apakah benar kalau utang selalu berkaitan dengan hal-hal yang negatif? Kenyataannya, tidak semua utang itu buruk, lho! Terdapat beberapa utang yang baik dan justru malah menghasilkan atau memberi nilai tambah pada aset yang kita miliki.
Secara umum, utang terbagi menjadi dua macam, yaitu: utang produktif dan utang konsumtif.
Utang produktif adalah utang yang digunakan untuk hal-hal atau kegiatan yang menghasilkan (bersifat produktif). Contohnya adalah untuk mengembangkan atau merintis bisnis/usaha. Kemudian, keuntungan yang didapat dari bisnis tersebut, dapat Anda gunakan untuk membayar cicilan bulanan dari pinjaman dana yang Anda lakukan. Setelah utang lunas, Anda masih dapat menikmati laba dari bisnis Anda tersebut.
Sedangkan, utang konsumtif ialah utang yang digunakan untuk hal-hal yang tidak terlalu penting. Contohnya adalah membeli gadget hanya karena mengikuti trend yang sedang berlangsung, hutang untuk membiayai pernikahan yang mewah atau mungkin hutang untuk berlibur ke luar negeri. Semua itu termasuk ke dalam jenis utang yang bersifat konsumtif, karena cenderung menghambur-hamburkan uang tanpa menghasilkan nilai tambah.
Dari sini, tentu Anda sudah bisa menentukan bahwa utang yang baik adalah utang yang digunakan untuk hal-hal produktif. Selain untuk membangun atau mengembangkan usaha, bisa juga untuk menambah aset investasi atau hal produktif yang lain.
Hutang bisa dikatakan sebagai hutang konsumtif jika tidak bisa menghasilkan apa-apa atau malah aset yang dibeli dari uang hasil utang tersebut mengalami depresiasi (penyusutan). Sebagai contoh, Anda meminjam uang untuk membeli smartphone kekinian. Tidak ada yang bisa dihasilkan dari smartphone yang Anda miliki tersebut. Justru, nilai dari ponsel pintar yang Anda beli tersebut akan mengalami penyusutan atau pengurangan nilai setiap tahunnya. Jika Anda jual kembali smartphone tersebut, tentu Anda tidak akan mendapat keuntungan.
Dibandingkan dengan utang produktif, utang konsumtif memang tidak memberikan hasil atau keuntungan dalam bentuk apapun. Itulah sebab, Anda sebaiknya menghindari jenis utang yang satu ini.
Jika memang dirasa terpaksa harus melakukan hutang konsumtif, ada baiknya untuk Anda mengetahui kondisi finansial Anda saat ini. Pastikan bahwa arus kas keuangan Anda stabil dan Anda mampu membayar cicilan bulanan dari hutang tersebut.
Selain itu, bijaklah dalam berhutang. Seperti dengan mempertimbangkan bunga bulanan, meminjam dana sebesar hanya yang dibutuhkan, membayar cicilan tepat waktu dan tentunya, gunakan dana pinjaman tersebut sebaik mungkin, sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.