MASIH belum banyak yang memahami tentang utang produktif dan utang konsumtif, padahal perihal aktivitas utang-piutang ini sudah tak terhitung jumlah yang melakukannya. Memang perihal utang ini menjadi elemen yang bisa memiliki manfaat, namun juga madharat.
Sebagai contoh manfaat dari utang adalah bisa mendekatkan persahabatan dan persaudaraan, karena dari pertautan utang itulah konektivitas semakin tersambung rekat. Dengan utang pula para pebisnis bisa melebarkan sayap dan membesarkan bidang usaha yang dijalaninya, baik skala makro maupun mikro. Sedangkan perihal madharat ataupun sisi negatif dari utang juga ada banyak. Pertengkaran yang terjadi akibat ketidakberesan pembayaran dan pelunasan. Kebangkrutan dengan meninggalkan beban semakin dalam bagi pengusaha yang gagal. beban mental dan depresi karena tak mampu membayar utang, dan masih banyak lagi.
Melihat kenyataan di atas, maka demi menghindari hal-hal yang tak diinginkan dalam utang-piutang, termasuk mendapatkan nilai madharat tadi, maka seyogyanya kita bisa memahami akan definisi utang produktif dan utang konsumtif.
Prinsip awal agar kita tak terjerat –dan kemudian mati– adalah memahami sedari awal tujuan melakukan utang. Ketika misalnya kita memiliki cadangan harta banyak, dan kemudian tanpa tujuan pasti dalam mengambil utang, belum tentu kita akan lancar dalam membayarnya. Sebaliknya, ketika kita mengetahui tujuan pasti dari mencari duit dengan cara berhutang, maka meskipun tak bermodal besar, bisa saja kita akan terselamatkan. Dan bahkan bukan tidak mungkin akan menjadikan uang yang dimiliki semakin besar.
Daftar Isi
Jika memahami arti dari kata “produktif” sejatinya kita sudah bisa mengerti arti dari utang produktif. Karena utang produktif adalah meminjam uang yang bertujuan mencari nilai tambah. Artinya, dengan melakukan utang, maka tujuan pastinya adalah hendak mengembangkan uang yang diperoleh. Caranya ada bermacam. Bisa dipakai sebagai tambahan modal usaha, melakukan investasi, dan hal-hal lain semacamnya yang intinya adalah menambah penghasilan.
Secara singkat utang produktif bisa dikatakan sebagai tindakan mencari manfaat lebih dari yang didapat dari utang. Jika hasil yang diperoleh akan menambah jumlah lebih besar dari jumlah utang awal, maka di situlah dikatakan sebagai utang produktif.
Mau membeli gadget ataupun mobil yang model apapun, dengan merk seterkenal apapun, dan spek setinggi manapun, semua itu tak memberi pengaruh pada definisi utang produktif dan utang konsumtif. Karena yang menjadi indikator adalah “tujuan pasti” dalam berhutang.
Jadi ketika misalnya Anda membeli gadget paling mahal sekalipun, namun kalau itu memang dibutuhkan dalam mengembangkan uang, misalnya menunjang usaha desain, testing aplikasi, dan hal-hal serupa lainnya, maka itu semua tak menjadikannya masuk dalam kategori utang konsumtif. Melainkan masuk dalam utang produktif. Begitu pula yang terjadi ketika membeli mobil.
Akan tetapi ketika Anda membeli mobil mewah, dengan harga fantastis, interiornya dilengkapi berbagai hal. Apabila itu hanya bisa menghabiskan uang tanpa memberi nilai tambah, tentu masuk dalam kategori utang konsumtif. Karena dengan kepemilikan mobil toh yang ada hanyalah mendanainya, baik sekadar keluar bahan bakar ataupun rutin melakukan servis.
[Baca juga: Membeli Rumah Cara Kredit dan Cerdas]
Hal paling awal saat terjerat utang adalah mengetahui besaran nilai bunganya. Jadi, langkah pertama yang dilakukan adalah mencatat dan mengurutkannya, dari utang yang berbunga paling besar hingga yang tak berbunga sama sekali. Kemudian segera mulai membayar utang yang paling besar, karena jika tak disegerakan bisa jadi justru bunganya akan melambung mengungguli nilai pokok utang. Setelah itu melunasi pula utang lain sesuai urutan hingga yang paling akhir adalah yang tak berbunga.
Jika memang sudah kepepet, ada baiknya juga menjual sebagian aset guna menutup utang konsumtif tersebut.
Pertanyaannya bukan pada seberapa “besar jumlah,” akan tetapi musti digeser pada “berapa persen” dari pendapatan. Karena nnilai hutang bisa dikatakan aman ketika tak melampaui 30% dari pendapatan yang diperoleh. Sebagai gambaran, ketika dalam satu bulan Anda memiliki penghasilan Rp1.500.000,- maka nilai utang tak boleh lebih dari angka Rp450.000,-
Yang terpenting agar kita bisa terhindar dari jeratan utang adalah bersikap bijak dan selalu disiplin dalam melakukan pembayaran sesuai waktu yang telah disepakati. Baik harian, mingguan, bulanan, dan seterusnya. Dan guna mencatat utang-piutang secara rapih, sehingga bisa disiplin dalam membayarnya, jangan sungkan menggunakan aplikasi pembukuan sederhana, buku kas online AKUNbiz. Demikian perihal utang produktif dan utang konsumtif. []