Boros saat bulan Ramadan ataupun tidak sejatinya bergantung dari bagaimana diri kita ini menyikapinya. Karena ada sebagian yang memanfaatkan bulan Ramadan sebagai waktu untuk menambah semangat diet, baik diet badan pun diet dompet. Namun tak sedikit pula yang justru melah semakin bertampah boros saat bulan Ramadan.
Ya, sebagaimana yang kita ketahui, Ramadan menjadi bulan suci karena memang ia menjadi waktu tepat guna mengajarkan beberapa nilai baik yang bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, bahkan setelah bulan Ramadan usai. Nilai-nilai kebaikan Ramadan itu di antaranya adalah seperti terpaparkan di bawah ini.
Daftar Isi
Jiwa yang damai dapat membawa seseorang semakin dekat dengan Tuhan. Terlebih bila rajin dan rutin menjalankan ibadah taraweh dan rangkaian ibadah puasa lainnya.
Menahan lapar dan haus meski letih bekerja dan ditempa terik sinar matahari dari fajar hingga magrib akan mengajarkan kesabaran bagi pelakunya.
Empati dan simpati seolah menjadi dua hal berpasangan. Keduanya juga memiliki pangkal serupa. Di antaranya adalah tersebab lapar dan haus. Lapar dan haus ini mengajarkan pelakunya untuk memiliki empati terhadap kesulitan orang lain.
Kerelaan mengeluarkan uang untuk sedekan dan zakat bisa dimulai dari bulan Ramadan ini. Akan jauh lebih baik bila kebiasaan baik itu tetap dijalankan meski bulan puasa sudah usai.
Begitulah beberapa nilau kebaikan yang dihadirkan seiring bulan suci Ramadan. Hanya saja amat disayangkan ketika kita menengok kembali pada satu kenyataan, pasalnya ang nampak justru terlihat berbeda dengan apa yang digadang-gadang dan diharapkan. Alih-alin menahan diri, damai, sabar, dan berempati, kebanyakan yang dilihat di lapangan (atau malah Anda alami sendiri?) sifat tergesa-gesa, rakus, dan tak bisa menahan diri. Terlebih tak bisa menahan diri untuk tak menghabiskan banyak uang untuk belanja makanan pun pakaian.
Ya, bulan Ramadan yang seharusnya menjadi waktu melatih menahan diri, yang ada malah boros hingga tak berhingga dan tak berkesudahan. Seperti misalnya; memborong banyak jenis makanan dan minuman untuk persiapan berbuka puasa, memborong pakaian dan yang lainnya mumpung sedang ada diskon besar-besaran.
Mengeluarkan dan menghabiskan uang memang enak dan menyenangkan. Tapi sadarkah Anda, makanan yang dibuang, pakaian yang akhirnya hanya menumpuk di lemari pakaian bisa dikatakan perbuatan boros dan tak sesuai spirit Ramadan. Belum lagi kalau uang di dompet habis begitu saja. Lalu, kelimpungan mencari utangan untuk menjalani bulan berikutnya. Aduuh….
Bila bertahun-tahun selalu terjebak pola yang sama, yaitu boros alih-alih banyak menahan diri dengan banyak-banyak menabung, mungkin sekarang saatnya berubah. Penting bagi Anda untuk menanamkan pemahaman dan prinsip bagi diri sendiri bahwa menabung itu penting, menerapkan pengelolaan keuangan selama bulan Ramadan juga tak kalah perlu. Setidaknya, sifat konsumerisme yang berlebihan bisa ditekan. Akan lebih baik lagi bila sikap berhemat ini bisa terus dijalankan hingga bulan-bulan berikutnya.
Di bawah ini adalah beberapa tips mengelola keuangan agar terhindar dari perlilaku boros saat bulan Ramadan;
Berbuka puasa adalah waktu yang sangat ditunggu-tunggu setelah menahan lapar, haus, dan emosi selama belasan jam. Jangan berlebihan dalam memasukkan makanan dan minuman ketika saatnya tiba. Sebelum itu, tetapkan anggaran ataupun bujet keuangan untuk membeli iftar atau makanan berbuka. Misalnya maksimum 50 ribu untuk berbuka puasa. Ingat, biasakanlah untuk selalu berusaha menahan diri agar tak boros. Karena biasanya orang akan cenderung berbelanja secara berlebih saat sedang kelaparan. 🙂
Penting untuk tetap menjalankan kebiasaan me-manage keuangan yang telah dijalankan pada waktu sebelumnya. Hal ini dilakukan agar tidak over spend – berbelanja melebih bujet yang telah ditetapkan. Ingatlah bahwa komitmen finansial tak bisa diabaikan begitu saja hanya karena sedang menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadan.
Tips supaya bisa memiliki bujet lebih untuk bulan Ramadan (karena tak bisa dinafikan, kebutuhan hari raya Idulfitri memang membutuhkan dana yang lebih): ‘potong’ bujet bulanan untuk dialihkan menjadi dana bulan Ramadan dan hari raya Idulfitri.
Ramadan bazar dengan diskon besar-besaran benar-benar godaan ‘setan’. Rasanya seperti sulit sekali menahan diri untuk memborong semua barang yang ditawarkan. Untuk menghindari hal tersebut, berbelanjalah banyak barang yang dibutuhkan dalam sekali waktu. Misalnya: berbelanja saat awal bulan saja, pertengah bulan saja, atau menjelang hari raya. Tulis barang yang hendak dibeli dalam sebuah lis belanja. Hal ini akan menghindarkan kalap belanja karena tergoda diskon.
Buka puasa di luar rumah bersama rekan-rekan kantor atau teman-teman kuliah membuat seseorang cenderung untuk boros. Tak enak bila tak memesan banyak makanan, tak enak bila terlihat terlalu mengirit sementara teman-teman yang lain bisa dengan mudah saja cucul uang. Salah satu cara menghindari hal tersebut adalah dengan tak banyak menerima undangan bukber atau buka puasa bersama. Lebih seringlah untuk memasak sendiri untuk buka puasa.
Ya, tips ini memang agak sulit untuk dilakukan. Terkadang, bersosial memang perlu dan terkadang menjadi wajib. Untuk tips ini, tergantung Anda bagaimana menahan diri untuk tak boros meski sering makan di luar dengan alasan bukber.
Saat membicarakan perilaku boros saat bulan Ramadan, maka kitapun tak bisa menafikan kegiatan mudik alias balik kampung. Mudik ataupun pulang kampung membutuhkan banyak biaya dan dana. Karenanya sebelum pulang, Anda sudah harus menyiapkan dana tiket kereta atau pesawat atau bus. Bila menggunakan kendaraan pribadi, pastikan kendaraan sudah dilakukan perawatan (service) dengan baik. Sadarilah, bahwa merawat kendaraan juga membutuhkan biaya. Anda bisa menyiapkan bujetnya beberapa bulan sebelum Ramadan tiba. Persiapkan pula bekal untuk perjalalan berangkat dan pulang. [des]