Saham vs Reksa Dana, Mana yang Lebih Untung? — Saham dan reksa dana adalah beberapa jenis instrumen investasi yang cukup populer belakangan ini. Tak hanya bagi mereka yang sudah terjun dalam dunia pasar modal sejak lama, namun juga populer di kalangan anak muda yang baru pertama mengenal investasi. Kemudahan dalam mengakses informasi serta membeli/menjual saham & reksa dana adalah salah satu faktor yang menjadi alasan ba nyak millennials mulai tertarik untuk berinvestasi.
Nah, kalau kamu juga tertarik terjun ke dunia pasar modal. Reksa dana maupun saham adalah beberapa opsi yang sangat direkomendasikan. Selain dua produk tersebut, kamu bisa juga memilih instrument investasi yang lain seperti deposito, emas ataupun properti.
Tapi pada artikel kali ini, kita hanya akan membahas reksa dana dan saham. Karena kedua produk investasi tersebutlah yang saat ini paling banyak digemari. Jika kamu bingung apa sih perbedaan antara saham dan reksa dana, serta apa yang menjadi keuntungan dan kelemahan masing-masing produknya? Berikut kami berikan sedikit informasi mengenai keuntungan serta kekurangan investasi saham dan reksa dana.
Daftar Isi
Dimulai dari pengertiannya, saham adalah surat berharga yang menunjukkan bagian kepemilikan atas sebuah perusahaan. Membeli saham sama artinya kamu telah memiliki hak sebagian kepemilikan perusahaan tersebut. Maka dari itu, kamu berhak mendapatkan keuntungan dari perusahaan dalam bentuk deviden pada akhir tahun periode pembukuan perusahaan.
Sedangkan, reksa dana adalah kumpulan dana yang dikelola untuk membeli saham, obligasi atau instrumen keuangan yang lain. Cara kerjanya, kamu hanya perlu menaruh dana pada seorang yang profesional dalam bidangnya untuk membeli saham ataupun obligasi. Dengan begitu, kamu tidak perlu pusing untuk berpikir produk investasi apa yang cocok dan harus kamu beli. Kamu hanya perlu menentukan reksa dana apa yang kamu inginkan.
Setelah mengetahui sedikit tentang pengertian dan cara kerjanya, mungkin kamu mulai tertarik pada salah satunya. Nah, tapi perlu diketahui masing-masing instrumen investasi memiliki kelebihan dan kekurangan.
Berikut adalah beberapa kelebihan dan kelemahan investasi saham:
Berbeda dengan beberapa instrumen investasi yang lain, kamu bisa memulai investasi saham dengan hanya bermodalkan ribuan rupiah saja. Tentu hal ini menjadi keunggulan tersendiri untuk saham, mengingat jika harus berinvestasi seperti emas dan properti kita perlu merogoh kocek yang lebih dalam.
Membuka rekening saham bisa dibilang sangatlah mudah. Pembukaan rekening ini bisa dilakukan di seluruh perusahaan yang bekerja sama dengan BEI. Untuk setoran pun dapat dilakukan secara otomatis dengan cara auto-debet dari rekening tabungan. Sehingga setiap bulannya, kamu bisa menabung secara rutin karena secara otomatis saldo tabungan di rekeningmu akan terpotong dengan sendirinya.
Pemilihan saham yang tepat dapat memberikan keuntungan yang besar untuk kamu ke depannya. Sebagai contoh, saham BCA pada tahun 2000 lalu harganya hanya berkisar Rp 180/lembar. Jika kita menyimpannya hingga tahun 2018 saat ini, harga saham BCA perlembarnya telah mencapai angka Rp 24 ribu. Artinya, investasi kamu telah naik berpuluh-puluh kali lipat selama 18 tahun.
Selain memberikan return yang cukup baik, faktor yang membuat saham menjadi jenis investasi yang paling diminati saat ini adalah kelikuiditasannya yang juga sangat tinggi. Hanya di bursa efek, kamu dapat mencairkan investasi senilai puluhan milyar dalam hitungan menit atau bahkan detik.
Hal ini tentunya sangat berbeda, jika kamu memilih berinvestasi dengan properti. Di mana likuiditas asetnya cukup sulit.
Selanjutnya, kamu sebagai salah satu investor juga berhak mendapatkan bagian dari keuntungan sebuah perusahaan setiap tahunnya. Tentunya, ini hanya berlaku jika perusahaan tersebut mengalami keuntungan. Jika sebuah perusahaan mengalami kerugian, maka kamu tentu tidak akan mendapatkannya.
Jadi, bijaklah dalam membeli saham di pasar modal. Pastikan saham yang kamu beli berasal dari perusahaan dengan kondisi yang stabil.
Saham memang lebih cocok dijadikan sebagai investasi jangka panjang. Seperti yang kita tahu, perubahan harga pada saham bisa dilihat dalam jangka waktu yang cukup lama. Jadi, jika kamu berinvestasi untuk tujuan jangka pendek, maka saham tidak direkomendasikan.
Setiap instrumen investasi memiliki risikonya masing-masing. Seperti halnya saham, tidak selamanya saham akan menguntungkan para pemodal. Ada kalanya, harga saham yang mereka jual mengalami penurunan atau capital loss.
Umumnya, para investor rela menjual saham mereka di angka yang lebih rendah dari harga belinya, karena bertujuan untuk menghindari kerugian yang lebih besar di masa mendatang.
Seperti yang telah disinggung sebelumnya, perusahaan hanya akan memberikan deviden apabila mereka mengalami keuntungan dalam operasional perusahaan. Jika perusahaan tersebut mengalami kerugian, maka deviden pun tidak akan kamu dapatkan.
Yup, betul! Potensi kamu mendapatkan deviden ditentukan dari kinerja perusahaan yang kamu beli sahamnya.
Sedangkan berikut adalah kelebihan dan kekurangan dalam berinvestasi reksa dana:
Tak jauh beda dengan saham, reksa dana juga dapat dimulai dengan modal yang kecil. Contohnya saja jika kamu membeli produk reksa dana di Bank Mandiri. Cukup merogoh kocek sebesar Rp 50ribu saja, kamu bisa memulai investasi reksa dana.
Masih sebelas-duabelas dengan saham, tingkat likuiditas produk reksa dana juga bisa dibilang cukup tinggi. Kamu dapat mencairkan/menjual kapan saja dengan menggunakan harga NAB yang berlaku saat itu.
Salah satu keunggulan reksa dana adalah dana yang kamu keluarkan untuk berinvestasi sepenuhnya akan dikelola oleh manajemen profesional. Hal ini tentu menjadi keuntungan tersendiri, terlebih jika kamu mempunyai jadwal kehidupan yang padat serta tidak mau dipusingkan dengan urusan investasi.
Keunggulan reksa dana yang selanjutnya adalah memiliki banyak jenis produk yang dapat kamu pilih sesuai dengan profil dan tujuan keuanganmu.
Misalnya, kamu memiliki tujuan keuangan yang harus diwujudkan dalam waktu kurang dari 1 tahun, maka jenis reksa dana yang disarankan adalah pasar uang. Sedangkan, jika tujuan keuangan kamu berkisar antara 1-3 tahun, bisa menggunakan reksa dana pendapatan tetap. Untuk periode 3-5 tahun, kamu dapat menggunakan produk reksa dana campuran. Nah, terakhir untuk yang memiliki tujuan keuangan dalam periode di atas 5 tahun dapat menggunakan reksa dana saham.
Selain itu, reksa dana juga memiliki keunggulan lain yang sangat penting yaitu diversifikasi. Dana yang kamu investasikan nantinya akan ditanamkan ke beberapa jenis saham maupun obligasi sekaligus, sehingga risiko kamu mengalami kerugian pun akan berkurang.
Sudah bukan rahasia lagi kalau setiap produk investasi memiliki risikonya masing-masing. Tak terkecuali reksa dana sendiri.
Reksa dana bisa saja mengalami penyusutan atau pengurangan nilai investasinya. Hal ini bisa dipengaruhi oleh turunnya harga bursa efek (saham, obligasi maupun surat berharga yang lain) yang termasuk dalam portofolio reksa dana tersebut.
Risiko likuiditas, yaitu terlambat dibayarnya perintah penjualan, biasanya dikarenakan adanya kesalahan administrasi dalam penjualan itu sendiri. Umumnya, hal ini juga terjadi karena terdapat beberapa faktor negative yang cukup berpengaruh seperti situasi politik maupun ekonomi yang memburuk.
Masalah ini dapat terjadi saat MI (manajemen investasi) membeli saham/obligasi milik emiten yang mengalami kesulitan dalam hal finansial. Padahal, sebelumya perusahaan tersebut memiliki kinerja yang baik dan tidak menunjukkan tanda-tanda kesulitan keuangan.
Jika berakhir dalam kesulitan keuangan atau bahkan sampai mengalami pailit, maka pihak emiten terpaksa tidak membayar kewajibannya.
Itulah tadi beberapa kelebihan serta kekurangan masing-masing instrumen investasi yang kita bahas kali ini. Bagaimana pun juga pilihlah produk investasi yang sesuai dengan tujuan keuangan kamu ke depannya. Sebab, pemilihan produk investasi yang salah justru dapat mengganggu arus kas keuangan kamu nantinya.
Selamat berinvestasi!