BAHASAN mengenai perencanaan keuangan dan tujuan finansial dalam menjalani kehidupan ini tak pantas lagi jika harus dilupakan. Karena serupa dengan pada saat kita mengadakan perjalanan, tentu kita tak boleh abai dengan adanya tujuan yang hendak ditempuh. Dan ketika berharap perjalanan itu lancar, maka akan lebih baik jika kemudian kitapun membuat perencanaan, membuka peta, menghitung biaya, dan menyiapkan hal-hal lain yang berkaitan dengannya.
Artinya, abai melihat orang yang sedang kebingungan karena tidak punya uang mungkin menjadi hal yang bisa dimaklumi. Tapi kalau abai karena bingung akibat tak punya tujuan dan tak bisa membuat perencanaan, ini yang harus diwaspadai.
Daftar Isi
Sebagaimana tertulis di paragraf awal, satu perjalanan akan menjadi tak keruan ketika kita tak sedari awal menentukan tujuan, yang kemudian diiringi dengan membuat perencanaan. Pun yang terjadi dengan mengalirnya uang kita, akan menjadi semrawut dan tak terarah apabila kita juga tak menentukan tujuan pasti dan membuat perencanaan sebelum mulai melangkah.
Perihal membuat perencanaan keuangan ini memang tak bisa lepas dari tujuan finansial yang hendak kita capai. Karena hanya dengan menentukan tujuan pasti itulah maka rute perjalanannya bisa kita bikin.
Sebagai contoh ilustrasi; Kita memiliki tujuan hendak pergi ke Dufan, Ancol -Jakarta. Itu berarti tujuan utama dalam bepergian kita ya ke Dufan -Ancol, Jakarta. Bukan ke warung makan bakmi Gajah Mada misalnya (karena memang mampir makan siang di sana), bukan pula ke Glodok (karena sekalian jalan mau beli perkakas komputer). Nah ketika kita sudah menentukan arah tujuan pasti, yaitu DUFAN, Ancol, maka tempat-tempat lain itu tak butuh diprioritaskan. Yang menjadi prioritas adalah DUFAN. Titik!
Persoalan nanti mau makan siang di Bakmi Gadjah Mada, ataupun beli komputer di Glodok, itu urusannya sudah bukan prioritas lagi. Sudah bukan tujuan utama lagi. “Hanya kalau senggang saja waktu dan uangnya!”
Nah jika tujuannya sudah pasti, di kondisi itulah kita butuh membuat perencanaan. Artinya, jika tujuan finansial kita juga sudah pasti, pada kondisi itulah kita perlu membikin perencanaan keuangan. Sehingga arah yang kita tuju akan bisa menjadi jelas dan nyata.
[Baca juga: Cara Perencanaan Manajemen Keuangan Organisasi Yang Baik]
Mengenai tujuan finansial, sejatinya tak ada yang bisa menengarai apakah itu penting atau tidak. Karena hanya kita sendirilah yang mampu melihat, tentu berdasar kemampuan yang kita miliki. Kebutuhan piknik, tour and traveling, bisa saja bukan merupakan perkara penting bagi orang lain, tapi siapa tahu itu menjadi penting bagi kita. Minimal dengan piknik maka otak kita akan menjadi lebih fresh, bisa terhindar dari stress, dan mampu meningkatkan produktivitas.
Jadi, asumsi penting atau tidak penting dalam menentukan tujuan finansial bisa saja akan menjadi berbeda antara orang satu dengan lainnya. Karenanya, agar lebih aman sila Anda membuat indikator sendiri. Contohnya, bisa saja indikatornya diganti menjadi “tujuan penting” dan “tujuan serius.”
Sebelum menuju ke bahasan perencanaan keuangan, ada beberapa hal yang butuh terlebih dahulu diperhatikan dalam membuat tujuan finansial. Bahwa dlaam menentukan tujuan, tak boleh ‘abu-abu,’ melainkan harus jelas, detail, dan rigit.
Jika tujuan Anda ke DUFAN, alias Dunia fantasi, yang letaknya adalah di kompleks area Ancol Jakarta Utara, maka yang menjadi bagian rigit dan detailnya ya DUFAN itu. Tujuan pastinya adalah DUFAN, bukan Ancol semata. Karena kalau tujuannya adalah Ancol, bisa saja Anda akan mengarah ke Sea-Word, dan tempat-tempat lain yang masih satu lokasi dengannya.
Jika itu kita terapkan dalam tujuan finansial, maka ketika tujuan Anda adalah masih sebatas “ingin kaya” dan “hendak menjadi seorang milyoner,” hal ini belum cukup menjadi indikator. Karena memang belum rigit dan detail. Jadi silakan dibikin lebih jelas dan detail lagi, ukuran kayamu itu berapa nominalnya, ukuran seorang milyoner menurutmu itu memiliki uang berapa M, dan lain sebagainya.
Dengan membuat definisi dan ukuran jelas, maka kita juga akan terbantu karena hal ini memiliki manfaat dalam mengembangkan indikator guna menilai tujuan, baik yang sudah tercapai atau belum.
[Baca juga: Perencanaan Keuangan Pribadi Yang Sederhana dan Tepat]
Langkah nyata yang bisa dilakukan dalam membuat perencanaan adalah mencatatat ataupun membubuhi label pada tujuan finansial. Sebagai contoh labelling adalah pada: dana liburan, dana belanja pakaian, dana gadget, dana pendidikan, dana emergency, dan label-label yang lainnya. Setelah langkah labelling dilakukan, langkah lanjut yang bisa dilakukan adalah memisahkan label keuangan tersebut sesuai fungsi. Misalnya uang makan, uang transport, uang listrik, uang pulsa, dan semacamnya.
Intinya, dengan langkah labelling ini, kita telah masuk dalam langkah perencanaan yaitu dengan membuat langkah terobosan untuk memudahkan kita sendiri dalam mengatur keuangan. Pada akhirnya tujuan finansial akan lebih mudah tercapai.
Pada langkah perencanaan keuangan, ketika berpikir mengenai tujuan finansial, maka kitapun tak bisa abai dengan nilai yang ada pada waktu yang akan datang (nilai masa depan, future value). Di mana, nilai masa depan ini sangat dipengaruhi oleh laju inflasi ataupun kenaikan biaya setiap tahunnya.
Jadi, ketika kita tahu mengenai future value ini, kita pun memiliki kemungkinan kecil ‘terpeleset.’ Karena sedari awal, dalam perencanaan keuangan sudah diperhitungkan durasi waktunya, beserta konsekuensi yang ada. Termasuk di dalamnya adalah nilai risiko yang berkemungkinan bakal muncul. Karenanya, akan lebih baik jika Anda mengatur selalu segala kemungkinan yang ada, sebagai contoh bisa dimulai dengan mencatat dan membukukannya secara sederhana menggunakan aplikasi buku kas online AKUNbiz.
Demikian mengenai perencanaan keuangan dan tujuan finansial, yang keduanya tak bisa lagi dipisahkan ketika kita menghendaki hari depan lebih baik. Mari kita mulai dari hal-hal kecil, sehingga ke depan, ketika kita menemukan hal besar sudah sangat terlatih. Semoga keberhasilan selalu ada pada kita. []