Apakah pembukuan sederhana warung makan itu merupakan hal penting untuk diaplikasikan? Ataukah itu hanya pelengkap dan tak menjadi masalah jika tak dijalani? Sebelum menemukan jawaban dari dua kalimat tanya tersebut, mari kita runut terlebih dahulu perihal warung makan dan kaitannya dengan pembukuan sederhana ini.
Warung makan merupakan salah satu usaha yang bisa dikatakan tidak (akan) pernah ada matinya. Karena kebutuan utama manusia yang dilakukan setiap hari salah satunya adalah pangan, alias makanan. Karenanya sangat wajar ketika selalu terbersit keinginan untuk mendapatkan untung dengan mendirikan usaha warung makan.
Di seputar lingkungan kita yang masih kental ke-Indonesia-annya memang boleh dikatakan ada waktu tertentu warung makan akan libur. Namun di lain kesempatan justru akan bersiap untuk kebanjiran pelanggan. Bulan puasa Ramadan ataupun hari raya lebaran misalnya, hanya dalam beberapa jam makanan akan habis tak bersisa. Atau saat melayani pesanan pelanggan dalam jumlah besar untuk ulang tahun atau acara penting lainnya.
Melihat fenomena yang ada, k\tak pelak kesempatan mendapatkan untung besar ada di depan mata. Karenanya menjalani usaha di bidang kuliner ini menjadi idaman banyak orang. Namun tetap ada yang mesti diingat, bahwa dalam menjalani itu semua, masih sangat diperlukan strategi supaya warung makan yang dikelola bisa terus bertahan dan terus mendatangkan keuntungan. Dan sebenarnya ada satu poin penting yang harus dilakukan oleh pemilik usaha warung makan: tak lain adalah melakukan pengelolaan keuangan dengan cermat!
Pasalnya dengan manajemen pengelolaan keuangan yang teliti dan cermat, maka langkah itu sangat membantu pemilik usaha mendapatkan data
apakah warung makannya untung atau rugi. Berapa omzet tiap bulannya, seberapa besar laba yang diperoleh, dan cash flow keuangan perusahaan.
Daftar Isi
Lalu kira-kira apa saja yang harus dimengerti dan dipahami dalam menyusun pembukuan sederhana warung makan itu? Apakah bisa dikerjakan dengan sistem yang sederhana namun memberikan hasil yang tepat perhitungannya? Atau harus dengan cara rumit karena mengejar semua hasil harus prefect? Sebenarnya tak jauh berbeda dengan pembukuan keuangan pada umumnya. Namun guna menemukan jawabannya, mari sama-sama kita menyimak beberapa kebutuhan pembukuan sederhana warung makan sebagai bagian manejemen yang tak ribet namun tetap memberikan bantuan.
Sediakan buku atau catatan khusus untuk menuliskan semua pemasukan dari hasil berjualan warung makan. Dengan catatan khusus pemasukan ini, bisa dilihat jelas pada event apa warung makan mendapatkan pemasukan yang berlebih (saat bulan puasa, misalnya) dan kapan warung makan sepi pengunjung.
Catatan yang tak kalah penting dari buku pemasukan adalah pencatatan pengeluaran. Sila tuliskan semua biaya pengeluaran baik itu untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari, mingguan, bahkan sampai bulanan. Pencatatan konvensional mewajibkan pengusaha untuk mengumpulkan nota pengeluaran dan kuintansi saat merekap catatan. Nah, perihal kondisi pengeluaran dan kondisi pemasukan, (serta laba-rugi) ini, Anda bisa memanfaatkan aplikasi AKUNbiz sebagai tempat pencatatan transaksi. Karena dengan menggunakan aplikasi online AKUNbiz pencatatan bisa dilakukan saat itu juga sehingga tak perlu menumpuk atau menyimpan bukti pengeluaran terlalu lama.
Buku catatan laba rugi ini khusus untuk hitungan kalkulasi laba pun rugi yang didapatkan warung makan. Pencatatan transaksi keuangan pun barang-barang produksi wajib dikerjakan dengan rapi dan teratur. Hal ini dimaksudkan untuk mendapatkan data yang akurat dan bisa diakses saat hendak melakukan evaluasi finansial usaha.
Bila catatan di atas tentang keuangan, pada poin ini lebih kepada pencatatan stok barang. Stok barang yang masuk dan keluar masih ada hubungannya dengan pengelolaan keuangan warung makan. Dengan memiliki catatan stok barang masuk dan keluar, pengelolaan keuangan warung makan bisa lebih terkendali.
Sistem ini berhubungan dengan pencatatan stok barang. Sistem first in first out artinya barang yang datang lebih awal juga harus keluar lebih awal. Hal ini patut diterapkan karena dalam usaha warung makan memiliki risiko berjamur, rusak, basah, busuk, berair dan kekurangan lain. Bila tak ada pencatatan stok barang dan pengadaan sistem FIFO tak terkira lagi kerugian besar yang harus ditanggung.
Sebagai pemilik usaha juga wajib menganggarkan gaji untuk diri sendiri. Mengelola warung makan supaya tetap bertahan dan bisa memberikan keuntungan besar, juga membutuhkan tenaga dan biaya yang tak sedikit. Untuk gaji diri sendiri bisa diambil dari laba warung makan. Tentukan persen gaji Anda sendiri dan konsisten pada angka tersebut.
Seiring berkembangnya teknologi, buku kas pencatatan keuangan usaha – khususnya warung makan sebagaimana tercatata pada artikel ini – telah hadir aplikasi online AKUNbiz. Sebagai pengusaha yang sibuk wira-wiri melayani pelanggan, mengatur para pekerja, pun mengelola keuangan perusahaan,
tentunya akan lebih meringankan pekerjaan apabila bisa melakukan pencatatan keuangan hanya dengan menggunakan ponsel, tablet, ataupun laptop yang terkoneksi dengan internet, bukan? [des]