Keluarga merupakan salah satu bentuk tim kecil dari kelompok masyarakat yang memiliki kedekatan dalam ikatan rumah tangga. Dalam sebuah keluarga tentu harus ada pemasukan dan pengeluaran yang perlu dilakukan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari agar kehidupan berjalan dengan semestinya.
Adanya kebutuhan pada sandang dan pangan, menandakan bahwa terdapat pengeluaran dalam keluargamu. Pun ketika kamu bekerja dan memiliki penghasilan, artinya terdapat income atau pemasukan yang ada pada keluarga tersebut.
Nah, untuk mengelola dua hal tersebut (pemasukan dan pengeluaran) ada beberapa cara yang bisa kamu lakukan agar keuangan keluarga berjalan dengan baik.
Daftar Isi
Pemasukan dan pengeluaran, kedua hal tersebutlah yang perlu diperhatikan dalam mengelola keuangan keluarga. Terlebih jika kamu masih baru dalam berumah tangga.
Lalu apa definisi sesungguhnya pembukuan keuangan keluarga, cashflow dan hubungan antara keduanya?
Pembukuan keuangan keluarga adalah salah satu bentuk pembukuan untuk mengatur arus keuangan yang dimiliki oleh sebuah keluarga. Sedangkan cashflow adalah istilah lain dari arus keuangan.
Sebagai individu yang baik, kemampuan dalam mengatur keuangan harus kamu miliki. Minimal kamu harus mengetahui cara menjaga kondisi finansialmu tetap positif dan bukan malah sebaliknya.
Begitu pun dalam mengatur keuangan keluarga. Yang mana hal ini biasanya dikelola oleh para ibu rumah tangga. Kebutuhan akan pangan sehari-hari hingga biaya pendidikan anak perlu dipikirkan baik-baik. Pastikan pemasukan dalam rumah tangga cukup untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut.
Nah, untuk mengatur pemasukan agar tidak melebihi dari pengeluaran bulanan, tentu memerlukan beberapa cara pengelolaan keuangan yang tepat. Berikut langkah-langkah mengatur keuangan keluarga yang bisa kamu coba terapkan.
Agar kamu lebih paham, bagaimana cara membuat cash flow untuk pembukuan keuangan keluarga. Maka kamu perlu mengetahui 4 Kuadran Cash Flow berikut ini.
Kuadran Cash Flow adalah sebuah cara mengatur keuangan yang terdapat dalam salah satu buku yang berjudul Rich Dad, Poor Dad oleh Robert Kiyosaki dan Sharon Lechter, tentang 4 kuadran keuangan.
Dalam bentuk gambar plus yang mana dari beberapa bilah plus itu ada 4 bagian dengan setiap bagiannya memiliki penjelasan masing-masing.
Kuadran pertama adalah Employee (E), kuadran kedua Self-Employed (S), lalu ada kuadran ketiga dengan Business Owner (B), dan yang keempat atau terakhir ialah Investor (I). Setiap kuadran tersebut memiliki penjelasannya masing-masing sebagai berikut.
Penjelasan pertama, Kuadran E (Employee) merupakan suatu kuadran yang diperuntukkan orang-orang yang memiliki penghasilan dari bekerja untuk orang lain seperti dalam perusahaan maupun sebuah pabrik.
Mereka mendapatkan penghasilan dari perusahaan sesuai yang telah ditentukan. Kategori ini jika dihubungkan dengan keluarga, merupakan sumber penghasilan utama yang didapatkan oleh salah satu anggota dengan jumlah yang pasti setiap bulannya.
Penjelasan yang kedua, Kuadran S (Self Employed), sebuah kuadran penghasilan yang didapat dari seseorang yang bekerja untuk dirinya sendiri dan bukan untuk bos maupun majikan. Contohnya seorang penulis freelance, dokter, pengacara dan lain-lain.
Keuntungan menjadi self employed adalah bisa bekerja kapan saja, waktu lebih fleksibel, pendapatan juga bisa diatur karena jika ingin mendapat uang banyak berarti kamu harus bekerja lebih lama dan lebih keras. Meski demikian, terdapat beberapa risiko seperti salah satu di antaranya jika kamu jatuh sakit maka tidak bisa mendapatkan penghasilan sama sekali.
Penjelasan selanjutnya adalah Kuadran ketiga atau Kuadran B (Business Person), yakni seorang yang berprofesi sebagai pengusaha. Dengan kelebihan bekerja tanpa harus ada di lokasi tempat bekerja. Orang-orang yang melakukan usaha seperti ini biasanya keuntungannya lebih besar namun jika gagal dalam menjalankan usahanya, maka ia juga akan menanggung kerugian yang besar.
Terakhir Kuadran keempat atau Kuadran I (Investor), dalam poin kuadran ini prinsipnya adalah malah uang yang bekerja untukmu. Di mana kamu memberikan uang kepada suatu usaha yang sudah mapan, lalu nanti uangnya dapat dikembangkan bersama dan hasilnya dibagi. Keuntungan dari menjadi investor ini adalah kamu tidak perlu susah payah untuk bekerja namun jika salah dalam perhitungan, kerugian akan begitu besar pula.
[Baca juga: 10 Cara Cerdas Mengatur Keuangan Rumah Tangga]
Tak hanya sebatas menjadi investor yang menyuntikkan dana ke sebuah usaha, kamu juga bisa berinvestasi dalam aset lain seperti properti, emas, saham, obligasi dan lain-lain.
Dari sekian penjelasan mengenai 4 kuadran di atas, sebagai seorang anggota keluarga yang menjadi penopang hidup keluarga, kamu termasuk dalam kategori yang mana?