Disadari atau tidak kenyataannya pencatatan pada pembukuan kas menjadi langkah yang tak bisa diabaikan tatkala kita tak mau boncos dalam mengatur keuangan. Pasalnya pembukuan kas ini adalah hal dasar yang wajib dilakukan dan berhubungan erat dengan penerimaan/pemasukan dan pengeluaran uang, baik itu untuk pribadi ataupun dalam skala organisasi pun entitas bisnis.
Dengan merujuk dari proses pencatatan dan pengelolaan transaksi keuangan ini, maka dapat dikatakan bahwa pembukuan kas ini sifatnya sangatlah penting dalam memantau arus kas, apalagi jika itu diterapkan dalam urusan bisnis yang dilakukan dengan melibatkan lebih dari 1 orang. Alasannya tak lain karena keberadaan pembukuan ini kenyataannya juga menjadi bagian ‘yang mengatur’ kinerja bersama, di mana di dalamnya terdapat aturan dan regulasi keuangan yang wajib dipatuhi sekaligus tersedia informasi akurat tentang posisi dan kondisi keuangan.
Proses pembukuan kas melibatkan pencatatan setiap transaksi uang tunai yang masuk dan keluar, karena itu transaksi yang dicatat juga meliputi penjualan barang atau jasa, pembelian persediaan atau bahan baku, pembayaran kepada pekerja/karyawan, penerimaan dari pelanggan, pembayaran hutang, dan transaksi keuangan lain yang melibatkan uang tunai.
Secara sederhana dapat dikatakan bahwa ada beberapa langkah yang biasa dilakukan dalam pembukuan kas ini, antara lain adalah sebagai berikut:
1. Pencatatan Transaksi
Setiap kali terjadi transaksi yang melibatkan uang tunai, pencatatan perihal informasi yang relevan dan terkait dengannya wajib dilakukan. Contoh hal relevan yang biasa di catat antara lain adalah pencatatan tanggal, deskripsi transaksi, jumlah penerimaan atau pengeluaran uang tunai, dan akun apa saja yang terlibat.
2. Pengelompokan Transaksi
Kecuali dilakukan pencatatan transaksi, langkah lain yang wajib dilakukan adalam mengkelompokkan berbagai transaksi itu ke dalam masing-masing kategori berdasarkan jenisnya. Di antaranya adalah kategori/kelompok penjualan, pembelian, ataupun kelompok pembayaran hutang. Ketika ini dilakukan, hal yang akan diperoleh adalah dimudahkannya kita kelak dalam melakukan analisis dan pelaporan keuangan.
3. Penyusunan Buku Kas
Keberadaan buku kas ini harus secara tertib dan terperinci disusun proses pencatatannya yang meliputi semua transaksi kas. Pencatatan pada buku kas itu antara lain adalah saldo awal kas, setiap penerimaan dan pengeluaran uang tunai, serta saldo akhir pada setiap usai terjadinya transaksi.
4. Rekonsiliasi Bank
Ketika memiliki rekening bank, maka rekonsiliasi bank menjadi hal yang harus dilakukan secara berkala, yang salah satu tujuannya untuk memastikan bahwa catatan yang ada dan kita lakukan itu sejalan dengan catatan bank. Hal ini membantu mengidentifikasi perbedaan dan memastikan keakuratan informasi keuangan.
5. Laporan Keuangan
Ketika semua transaksi telah dicatat dengan benar, informasi tersebut selanjutnya dapat digunakan guna menyusun laporan keuangan, seperti laporan laba rugi, neraca, dan laporan arus kas. Pada akhirnya laporan inilah yang bisa memberikan gambaran tentang kinerja keuangan, untuk selanjutnya hal itu sangat mungkin digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan manajemen.
Langkah pencatatan buku kas harian dengan pembukuan kas ini menjadi perihal penting karena menghasilkan manfaat yang sangat banyak dan meguntungkan. Di antara banyaknya manfaat pembukuan kas secara tertib ini antara lain adalah guna mengelola keuangan, demi menghindari kehilangan uang tunai, untuk mengidentifikasi sumber masalah keuangan, dan mematuhi persyaratan perpajakan dan peraturan keuangan lainnya.
Di zaman yang serba digital sekarang, langkah pembukuan kas ini sejatinya telah bisa dilakukan secara mudah, praktis, dan cepat, Sebagai contoh, dengan hanya memanfaatkan gawai yang tersambung di internet, kita sudah langsung bisa mengunduh aplikasi pembukuan kas seperti AKUNbiz, dan kemudian bisa memanfaatkannya secara gratis, baik melalui aplikasi iOS pun Android, atau bisa pula menggunakannya dengan melalui web-browser. []