MENGELOLA uang pada investasi reksa dana mungkin saja semakin banyak dilakukan orang dewasa ini. Karena jika menilik pergerakan nilai tukar mata uang dan mengamati ramainya forex sekarang ini, kecenderungannya juga semakin merebak.
Ya, ada banyak yang bisa diterapkan dalam mengelola keuangan. Bisa dikembangkan pada usaha dan bisnisnya, dialokasikan untuk investasi, atau bisa pula digunakan untuk menyokong modal usaha properti. Tak ada yang salah, semua punya cara. Sebagaimana pepatah Jawa; Desa Mawa Cara, Negara Mawa Tata. Setiap kampung memiliki cara, dan setiap negara pun memiliki aturan sendiri-sendiri. Yang pasti, secara kasat mata bisa dilihat bahwa telah banyak masyarakat kita yang mulai terbiasa menyisihkan sebagian dari penghasilan, kemudian disimpan berdasar tujuan yang hendak dicapai.
Hanya saja masih ada yang patut disayangkan. Perbandingan kesulitan dalam meraih jumlah tabungan saat ini, kadang tak terlalu dipikirkan dengan hasil yang akan dipetik kelak. Laju inflasi dan kenaikan harga-harga barang serta jasa menjadi terlupakan alih-alih kebahagiaan karena sudah bisa menabung. Karenanya, bentuk investasi menjadi hal yang sudah tentu wajib dipertimbangkan sebagai pilihan. Salah satu contohnya adalah investasi reksa dana alias mutual fund.
Daftar Isi
Sebagai langkah awal memahami, kita tilik dahulu arti dari reksa dana. Reksa Dana merupakan satu wadah investasi kolektif dari masyarakat yang dikelola oleh satu ataupun banyak Perusahaan Manajer Investasi resmi yang diawasi oleh OJK. OJK alias Otoritas Jasa Keuangan ini dahulu juga dikenal dengan nama Bapepam.
Reksa Dana adalah produk yang ditujukan pada investor perorangan dan investor institusi, maka ia mempunyai berbagai karakteristik. Di antara karakteristik tersebut adalah sebagai berikut;
Perihal potensi imbal hasil yang berdasar pada profil dan karakteristik produk, bisa dikatakan bahwa semakin tinggi potensi imbal hasil, kemungkinan risikonya juga semakin tinggi. Karena itu, dalam menjalani tabungan investasi reksa dana ini catatannya ada pada pemilihan produk yang sesuai dengan karakter risiko, tujuan investasi dan tentu saja jangka waktu investasi.
Terkait dengan risiko itu, bagi Anda yang masih merasa canggung sejatinya tetap bisa memilih risiko yang rendah atau menentukan jangka waktu pendek berinvestasinya, sila pilih jenis reksa dana pasar uang atau bisa pula memilih jenis reksa dana pendapatan tetap.
Sedangkan bagi yang ingin menangguk potensi pertumbuhan saham, dan pada saat yang sama ingin meredam risiko penurunan di tengah pasar yang fluktuatif, Anda dapat mengambil reksa dana campuran yang alokasi portofolio pada efek saham dan obligasinya akan diatur oleh Manajer Investasi berdasarkan pada kondisi pasar. Lebih dari itu, bagi Anda yang menghendaki pertumbuhan investasinya optimal dalam jangka panjang, sila menentukan jenis reksa dana saham.
Meski sama-sama dipengaruhi perkembangan situasi keuangan dunia, ada hal yang tak boleh diabaikan. Yaitu mengetahui perbandingan yang terjadi. Apabila di atas adalah gambaran dari jenis reksadana yang bisa dipilih, maka hal lain yang harus diketahui adalah juga perihal unsur risiko yang lebih tinggi ketimbang pada produk perbankan. Artinya, apabila memang Anda belum mantap setelah membandingkannya, akan lebih baik berkonsultasi dulu pada orang yang memang mengetahui perihal pengelolaan keuangan itu. Tentu saja, termasuk di dalamnya adalah pengetahuan tentang reksa dana.
Dalam mengelola uang pada investasi reksa dana, pemilihan jenis reksa dana memang merupakan hal yang tak mudah, namun bukan lantas berarti susah. Yang pasti, setelah mengetahui dan sekaligus memahami potensi keuntungan serta potensi risikonya, hal lanjut yang wajib adalah memahami tujuan investasi. Pemilihan mengelola uang pada investasi reksa dana tersebut mau digunakan untuk apa?
Apakah “Wealth Protection” alias untuk melindungi dan mempertahankan nilai uang? Ataukah “Wealth Accummulation”, yaitu untuk menambah dan mengumpulkan keuangan kita?
Apakah tujuan berinvestasi karena hendak membeli rumah dan atau aset lain? Ataukah bertujuan guna membiayai pendidikan putra-putri kita? Atau malah memiliki rencana lain kelak kemudian hari, program pensiun masa tua ataupun travelling ke manca negara pada usia yang telah ditentukan, misalnya?
Ketika pertanyaan-pertanyaan di atas sudah terjawab, kemudian cari jawaban pula, “Seberapa lama rencana investasi ini akan dijalani?”
Pada akhirnya, ketika sudah mengenali pun mengetahui tujuan kita berinvestasi, maka kemudian akan diketahui pula profil risiko. Profil risiko inilah yang selanjutnya dijadikan dasar dalam memilih jenis investasi reksa dana. [uth]