Menabung merencanakan keuangan menjadi aktivitas yang salah satu tujuannya adalah agar masa depan kita bahagia, atau minimal bisa berjalan lancar sesuai keinginan. Ya, menabung merupakan salah satu bagian dari perencanaan keuangan yang sangat dianjurkan dan bahkan bisa dikatakan menjadi prioritas utama. Terutama sebelum anjuran tentang asuransi dan investasi itu muncul.
Meski begitu, masih belum banyak orang yang tumbuh kesadaran diri, untuk kemudian bisa disiplin dalam hal menabung merencanakan keuangan ini. Tak sedikit yang menabungnya rajin hanya sebatas di awal-awal saja, namun seiring berjalannya waktu, lama-lama lupa.
Daftar Isi
Pertanyaan “terasa berat” perihal aktivitas menabung ini sejatinya hanya bisa dijawab oleh diri kita sendiri, personal dan tak berlaku komunal. Pasalnya, ada yang bisa memaksakan diri untuk menabung, namun ada pula yang selalu tak berhasil. Alasan paling banyak didengar biasanya adalah perasaan ketidak-cukupan dana. Atau bisa jadi merasakan tak ada sisa-bagian untuk ditabung. Sehingga seolah menabung itu bisa ditunda nanti saja, yang penting sekarang saja dulu.
Alasan tidak menabung sedini mungkin ada pula yang merasakan gaji yang diterima belum cukup. Menunda hingga kelak gaji ataupun upah yang diterima naik jumlahnya. Padahal alasan terakhir itu, jika ditelaah lebih lanjut, sejatinya terlihat lucu.
Perihal menunda aktivitas menabung merencanakan keuangan ini bisa dikatakan terlihat lucu, pasalnya akan ada saja alasan yang selalu muncul. Mari kita ingat-ingat saja, seberapa besar gaji yang dahulu diterima? Seberapa banyak pula profit yang dulu didapatkan pada awal bekerja? Cenderung lebih besar saat ini, bukan?
Kemudian ke mana uangnya, baik yang dulu ataupun yang sekarang dengan penghasilan lebih besar? Tetap sama-sama habis pada pos pengeluaran, bukan?
Ilustrasikan saja. Dulu gaji yang diterima sejumlah satu juta rupiah. Ketika menerima gaji tersebut, berandai-andai; “coba kalau gajinya dua juta, pasti bisa menabung dan lima tahun kemudian bisa membangun rumah, deh.”
Saat gaji yang diterima sudah dua juta rupiah, ada yang terbersit dalam pikiran lagi; “kalau gaji yanng diterima empat juta rupiah, pastinya sudah bisa menabung, dan lima tahun kemudian akan bisa naik haji.” Dan seterusnya.
Dalam menabung merencanakan keuangan, banyak kejadian yang menyatakan bahwa gaji sekian tidak cukup, gaji limakian pun akan merasa kurang. Begitulah kita sebagai manusia. Berapapun gaji atau penghasilan yang diterima, tidak akan pernah cukup bila tidak disiplin dalam mengalokasikannya. Manusiawi memang. Namun bukan berarti manusiawi itu lantas kita jadikan alasan untuk sebatas pasrah dan hanya berpangku tangan, bukan?
Seberapapun besar gaji atau penghasilan yang diterima, apabila tidak disiplin dalam mengalokasikannya, maka kita pun tidak akan pernah merasakan kecukupan. Lebih dari itu, merencanakan keuangan itu menjadi perihal penting dan tak bisa diabaikan lagi. Karenanya, kita semua perlu belajar dan mempraktekkan hal itu.
Seberapapun pintarnya otak kita ini, hal yang dipikirkan itu tak akan ada guna ketika tak dilakukan. Tak akan jadi apa-apa ketika hanya berhenti di otak dan tak dieksekusi. Ini berlaku dalam sehala hal terkait hidup kita ini. Termasuk di dalamnya adalah perihal keuangan.
Ilmu ataupun teori yang terkait mengenai perencanaan keuangan itu apabila diprosentase sejatinua hanya berlaku sejumlah 20%, sementara itu sisa sebanyak 80% adalah tentang praktek yang dibiasakan. Dengan menelaah hal itu, dapat dikatakan bahwa ketika kita tidak membiasakan diri menabung dari yang sedikit jumlahnya, maka jangan berharap kita akan bisa menjadi disiplin dengan tiba-tiba. Meskipun gaji yang diterima telah bertambah semakin besar.
Artinya, teori itu juga akan tetap benar dan terbukti, dengan catatan ketika kita langsung mengeksekusi dan membiasakan diri dalam mengaplikasikannya. So, sila biasakan diri untuk selalu mengelola keuangan. Mencatat segala transaksi bisa dilakukan menggunakan aplikasi AKUnbiz, dan kemudian biasakan diri pula untuk menganggarkan dana Anda pada pos tabungan. Semua berawal dari kebiasaan, termasuk perihal menabung merencanakan keuangan. Due to your habits will determine your future. [uth]