MENABUNG dari uang saku menjadi salah satu hal yang barangkali pernah diajarkan kepada Anda pada saat kecil, baik itu dianjurkan orangtua ataupun anjuran dari Bapak pun Ibu Guru di sekolah. Lalu apakah waktu itu Anda menuruti anjuran tersebut? Jika iya, seberapa lama aktivitas menabung dari uang saku itu bertahan?
Seberapapun besarnya, selama apapun bertahan, sejatinya kegiatan menabung itu baik. Kalaupun uangmu yang bisa ditabung hanya sedikit dan waktunya pun tak bisa bertahan lama, karena keburu ada kebutuhan lain yang tak bisa ditunda, itu sangat bisa dipahami. Akan tetapi, dari sedikit dan sebentarnya waktu menabung, toh ada uang lebih yang bisa terkumpul, bukan?
Jadi intinya, menabung dari uang saku itu menjadi hal yang sangat bisa dilakukan. Tentang jumlah dan juga durasi bertahannya menabung, tentu juga dikembalikan ke diri masing-masing. Hanya saja bisa disimpulkan bahwa soal menabung dari uang saku ini kunci yang terpenting tentu adalah niat dan tekad untuk segera melakukan, serta niat dan tekad untuk sekuat mungkin menahan godaan. Keduanya boleh dibilang masuk dalam istilah komitmen.
Lalu apa saja hal-hal yang bisa dilakukan dalam mengusahakan nabung dari uang saku? Di bawah ini adalah beberapa di antaranya.
Daftar Isi
Waktu menjadi hal yang tak bisa diabaikan. Karena ini menjadi dasar sebuah niat ataupun tekad itu diwujudkan. Jika kamu memperoleh uang saku dari orangtua seminggu sekali, bisa saja kamu akan menyisihkan uang saku guna ditabung adalah seminggu sekali, begitu seterusnya. Dan jika kamu memiliki target-durasi waktu tertentu dalam menabung, maka sudah tentu waktu itu tak bisa dilanggar. Misalnya hendak menabung selama dua tahun, karena di akhir dua tahun itu akan membeli motor.
Hal ini berlaku pula bagi yang sudah bekerja dan mendapatkan penghasilan, karena jika tak ada ketentuan pasti, akan selalu ada “permakluman” apabila niat menabung tak bisa terlaksana hari ini. Ah besok juga masih bisa. Ah, dirapel saja sebulan sekali. Dan alasan-alasan lainnya.
[Baca juga: Gaji Kecil Memang Bisa Menabung?]
Ketika sudah fixed dalam menentukan waktu dan kita tak boleh melanggarnya, maka langka selanjutnya adalah menentukan jumlahnya.
Bagaimana cara menentukan jumlah-nominal menabung dari uang saku ini?
Caranya adalah dengan mengetahui secara persis kebutuhan sehari-hari. Jika memperoleh uang saku mingguan ataupun bulanan, maka kita pun harus bisa menghitung pengeluaran selama seminggu atau sebulan itu. Dimulai dari uang makan, uang transport, jatah beli buku ataupun beli pakaian, jatah mengisi pulsa, kegiatan kampus ataupun main, dana tak terduga, dan masih banyak lagi.
Dari situ, pastikan bahwa anggaran pengeluaranmu tak boleh lebih dari pemasukan, bahkan harus ada sisa sebagai bekal ditabung. Nah, ketahuan bukan jumlah yang harus disisihkan untuk ditabung? Untuk lebih enaknya, bisa juga menggunakan pembukuan sederhana, seperti yang tersedia pada aplikasi AKUNbiz.
Perihal waktunya menabung dari uang saku itu, akan lebih baik jika dilakukan pada awal periode, yaitu setelah mendapatkan uang. Alasan pastinya karena uangnya masih ada dan berwujud. Karena jika dilakukan pada akhir periode, besar kemungkinan akan menjadi lain ceritanya. Habis, ludes, tak bersisa.
Selain makanan yang dikonsumsi berasal dari luar itu memiliki kecenderungan gizinya tak baik, hal itu juga menjadi faktor kita kurang hemat. Karenanya, memasak sendiri, membawa sendiri bekal ke tempat sekolah, tempat kerja, merupakan hal yang memberi keuntungan lebih. Baik menyangkut kesehatan kantong maupun terkait kesehatan badan.
Sebagai orangtua yang hidupnya lebih lama tentu memiliki pengalaman lebih, termasuk dalam hal mengatur keuangan. Karenanya, apabila sering menemui kendala dalam hal menyimpan uang, bisa juga menitipkannya kepada orangtua, dan jangan lupa untuk mecatat, baik perihal waktu ataupun jumlahnya.
Ketika hendak mengambil, jangan juga lantas main klaim karena itu adalah uangmu sendiri. Jangan terlalu egois. Tapi bijaklah, usahakan untuk meminta inputan berarti, hendak digunakan untuk apa, prioritas enggak? Seberapa banyak? Dan lain sebagainya.
Jika sungkan dan ogah diketahui orangtua, karena bisa berimbas jatah uang sakunya turun, tenang, masih ada jalan lain. Karena masih bisa membikin celengan dari bambu, atau membelinya di pasar. Dan tersedia pula banyak bank di luar sana. Hanya saja semua itu ada untung dan ruginya, bukan?
Apabila memilih bank sebagai tempat menabung dari uang saku, selain harus sedikit ribet dengan urusan administrasil; KTP, tanda tangan, dan lain-lain, kita pun masih harus menanggung beban pembiayaannya. Artinya, ketika tidak rutin dalam menabung di bank, besar kemungkinan uang kita hanya akan menyusut sebagai beban biaya administrasi. Namun, ada kelebihan keamanan yang terjamin di sana. Sekarang tinggal dipertimbangkan saja. Jika memang rutin dalam menabung, tiada masalah memilih bank sebagai tempat menabung dari uang saku.
Menabung di dalam celengan merupakan aktivitas menyisihkan uang yang mudah, karena hanya tinggal membeli ataupun membuat celengan (dari bambu), kemudian memasukkan uang di dalamnya. Namun, ada banyak gangguan di sana. Selain kita akan mudah tergoda untuk mengambilnya, menabung di celengan jugam emiliki risiko uangnya rusak.
Sebagai tindakan solutif, mungkin tepat jika kita tentukan saja. Celengan kita gunakan untuk menampung uang kecil, seribu, dua ribu, lima ribu. Selanjutnya, ketika sudah dirasa terkumpul banyak, kita ambil untuk kemudian kita masukkan ke rekening bank.
[Baca juga: Cara Menabung di Celengan Dengan Cepat]
Intinya, semua bergantung pada komitmen masing-masing, yang awalnya didasarkan pada niat dan tekad kuat.Modal gaya hidup sederhana akan lebih bisa mengaplikasikannya. Karena dengan perilaku sederhana tentu kita tak akan menjadi boros, dan lebih berlaku hemat. []