Orang tua pasti menginginkan yang terbaik untuk anaknya. Termasuk mengajarkan mereka keterampilan yang diperlukan dalam hidup serta menanamkan nilai-nilai kehidupan yang baik. Tak ada satu pun orang tua yang menginginkan anaknya menjadi pribadi yang pemalas. Tentunya semua orang tua menginginkan anaknya untuk menjadi individu yang mandiri.
Padahal faktanya kebanyakan anak menolak saat mereka diberikan tugas/pekerjaan oleh orang tuanya. Untuk memotivasi mereka agar mau menyelesaikan tugas yang diberikan, orangtua seringkali memberikan upah atau hadiah. Hadiah tersebut bisa berupa mainan, gadget, perlengkapan sekolah maupun uang tunai.
Hal ini masih sering menjadi perdebatan bagi para orang tua di berbagai forum parenting.
Menurut sebagian orang tua, memberi anak upah saat mereka telah menyelesaikan tugas atau pekerjaannya adalah hal yang baik. Sebab, dengan memberikan imbalan pada anak akan membuat mereka jauh lebih bertanggungjawab dan berusaha menyelesaikan tugasnya dengan baik.
Namun demikian, hal ini tak sedikit mendapatkan tentangan dari orang tua yang berada di kubu kontra. Mereka yang tidak setuju dengan konsep pemberian imbalan pada anak ini, berdalih bahwa mungkin akan ada waktunya di mana anak tidak mau mengerjakan sebuah tugas/pekerjaan karena tidak mendapatkan imbalan dari orang tuanya. Akibatnya, anak akan tumbuh menjadi seorang ‘pemeras’ yang hanya mau mengerjakan sesuatu untuk sebuah imbalan semata.
Sementara itu, menurut Lauren Greutman, seorang ahli keuangan memberikan tanggapan yang netral untuk kedua kubu orang tua baik yang pro maupun kontra. Ia menyarankan untuk pekerjaan rumah yang sederhana seperti mencuci piring, membuang sampah pada tempatnya, merapikan tempat tidur dan mainan tidak perlu diberikan imbalan. Sedangkan, tugas yang lain dan terkesan lebih berat, seperti contohnya membantu memotong rumput atau membantu bersih-bersih seisi rumah, maka anak perlu diberikan imbalan agar mereka merasa senang.
Nah, sebagai orang tua Anda berada di kubu yang mana?