Sebelum berbicara perihal manajemen keuangan generasi sandwich, mungkin perlu dipahami terlebih dahulu apa arti generasi sandwich itu? Ya, generasi sandwich adalah satu julukan bagi masyarakat yang menanggung kebutuhan finansial orangtua sekaligus mengurus anak dan keluarga di satu waktu. Permasalahan besar yang ditanggung oleh generasi sandwich adalah urusan finansial atau keuangan.
Daftar Isi
Masih berkaitan dengan pengelolaan keuangan generasi sandwich ini, hal yang musti diketahui adalah apa alasan disebut sebagai generasi sandwich itu? Ya, tak lain adalah karena posisi generasi ini seperti kondisi daging atau sosis yang diletakkan secara terjepit di antara dua tumpukan roti. Seperti inilah posisis generasi sandwich ini, terhimpit di antara pemenuhan kebutuhan finansial orangtua sekaligus pemenuhan kebutuhan finansial anak dan keluarga mereka sendiri.
Bagaimana bisa muncul generasi sandwich ini patut dikenali demi upaya mencari jalan keluarnya. Generasi sandwich muncul dari perencanaan keuangan orangtua yang tidak matang. Orangtua ini tidak menyiapkan dana pensiun sejak jauh-jauh hari. Terkadang, mereka juga tidak memiliki cukup informasi pun pengetahuan mengenai bagaimana cara mengelola keuangan yang baik, sehingga bisa memenuhi kebutuhan hari ini sekaligus mencukupi kebutuhan saat pensiun nanti.
Hal yang terjadi biasanya orangtua tidak menyiapkan dana pensiun dengan baik. Mereka baru menyisihkan sekitar dua sampai empat tahun sebelum masa istirahat bekerja itu tiba. Kalau sudah begini, yang akan menjadi repot adalah anak-anak mereka, si generasi sandwich, karena harus turut menanggung kebutuhan finansial orangtua mereka.
Sebenarnya yang harus disadari sejak awal oleh para orangtua adalah keharusan untuk memiliki cukup pengetahuan bahwa penting menata keuangan sesuai tujuan di masa mendatang itu. Memang tak kalah penting memenuhi kebutuhan hari ini. Seperti misalnya biaya hidup, biaya sekolah, tagihan dan
cicilan. Namun juga tak boleh dilewatkan untuk menyiapkan biaya hidup di masa depan, tujuannya tentu agar tak membebani anak-anak yang sebenarnya sudah memiliki tanggungan finansial sendiri.
Menyimak kenyataan yang ada, sudah selayaknya tindakan memutus generasi sandwich ini sesegera mungkin dilakukan. Apalagi masih tersedia banyak kiat, cara, ataupun tips dalam mengelola finansial bila telanjur ‘terjebak’ sebagai pelaku generasi sandwich. Di antaranya sebagaimana terpapar di bawah ini.
Orangtua sudah merawat sejak kecil, sehingga anak diharapkan sudi mengurus orangtua saat mereka sudah pennsiun. Padahal, sebagai orangtua sendiri, si generasi sandwich ini juga ingin mendahulukan keperluan anak merekaa sendiri.
Sebagai penanggung finansial utama, menentukan sikap tegas demi kebaikan bersama adalah hal yang tak bisa diabaikan. Salah satunya adalah tegas dalam mendahulukan kepentingan kita sendiri terlebih dahulu. Baru kemudian memikirkan kebutuhan orangtua.
Tak berhenti hanya di sana, pendidikan mengenai mengelola keuangan yang baik juga wajib diajarkan pada orangtua. Sehingga mereka bisa mengatur uang yang mereka dapatkan dari anak. Lebih baik lagi jika kemudian mereka terpikir untuk berusaha mendapatkan penghasilan sendiri di usia senja.
Selain mengajarkan pola hidup sehat pada orangtua, penting untuk menyiapkan dana kesehatan khusus bagi orangtua. Semakin bertambah umur, terlebih jika memiliki pola makan dan hidup yang buruk, kemungkinan terkena penyakit akan semakin besar. Dana kesehatann khusus bagi orangtua penting disiapkan sehingga bila terjadi sesuatu, duit pribadi takkan turut tersedot habis.
Banyak pelaku generasi sandwich yang kesulitan dengan keuangan karena beban kebutuhan seakan bertumpuk-tumpuk. Demi meringankan beban di masa depan, membuka asuransi (baik asuransi hari tua, asuransi pendidikan, asuransi kesehatan, dan lain-lain) patut dipertimbangkan. Asuransi adalah manajemen keuangan demi memenuhi kebutuhan jangka panjang. Sehingga ketika krisis keuangan datang melanda sementara ada kebutuhan mendesak yang perlu dipenuhi, asuransi diharapkan bisa menjadi salah satu jalan keluar.
Salah satu aset terbesar yang dimiliki orangtua adalah rumah tinggal dan atau juga tanah. Biasanya, semakin bertambah usia, keinginan untuk menjual rumah semakin besar. Kini tergantung si Generasi Sandwich; apakah setuju untuk menjual rumah atau mempertahankannya. Bila, ingin menjual rumah, pertimbangkan pula nilai jual yang tinggi sehingga tidak rugi.
Tak ada salahnya mendorong anak-anak untuk rajin belajar sehingga mendapatkan beasiswa. Mendapat beasiswa sekolah merupakan salah satu cara meringankan beban finansial si Generasi Sandwich. Terlebih untuk biaya kuliah. Beasiswa sebagai faktor yang bisa dijadikan sebagai penanggung biaya perkuliahan pun biaya hidup sebagai mahasiswa patut dipertimbangkan dan dikejar, tak lain demi memudahan pengelolaan keuangan keluarga.
Saking banyaknya pengeluaran yang harus dipikir dan ditanggung, seringkali si pelaku Generasi Sandwich kebingungan dan meleset dalam merencanakan keuangan mereka.
Hal ini bisa diatasi dengan menggunakan aplikasi keuangan. Salah satunya adalah dengan memanfaatkan aplikasi pembukuan sederhana AKUNbiz. Selain mudah digunakan, semua jenis pemasukan dan pengeluaran pun bisa tercatat secara mendetail. Sehingga mudah sekali untuk melacak kondisi keuangan terkini, apalagi di dalam aplikasi tersebut juga dilengkapi dengan grafik laporan pengeluaran pun memasukan yang bisa dilihat harian, bulanan, serta tahunan.
Ketika sudah merasakan betapa beratnya terjebak sebagai pelaku Generasi Sandwich, tentu akan memberi kesadaran untuk menambah beban yang sama bagi anak-anak ketika mereka dewasa kelak. Karenanya, sila tilik kembali pengaturan keuangan generasi sandwich ini. Atur keuangan secepat mungkin dan semenjak dini. Baik untuk kebutuhan sekarang, kebutuhan masa depan, pun kebutuhan saat pensiun kelal. Sehingga, ketika anak-anak sudah berkeluarga, kebutuhan finansial diri sendiri bisa dipenuhi secara mandiri. Tiada lagi tindakan merepotkan anak-anak yang sejatinya sudah repot dengan pemenuhan kebutuhan hidup mereka sendiri. [des]