Kesalahan Finansial yang Sering Dilakukan Orangtua Pada Anak — Menjadi orangtua adalah impian bagi kebanyakan orang. Maka tak jarang, banyak orangtua yang rela memberikan apapun pada anaknya, meskipun terkadang itu berada di luar kemampuannya.Padahal menjadi orangtua sendiri tak harus menuruti segala apa yang diinginkan buah hati.
Menuruti keinginan buah hati secara terus menerus akan membuat ia menjadi pribadi yang manja serta boros. Hal ini tentu akan berdampak pada kondisi finansial keluarga jika diteruskan dalam jangka panjang. Nah, selain itu terdapat beberapa kesalahan finansial lain yang sering dilakukan orangtua pada anaknya.
Apa saja itu? Berikut ulasannya.
Daftar Isi
Seringkali anak meminta pada orangtuanya untuk dibelikan barang-barang yang mereka inginkan. Sebagai orangtua yang baik, maunya pasti menuruti keinginan buah hati tersebut agar ia tidak kecewa. Tapi tak bisa dipungkiri, terkadang ada kalanya sebagai orangtua kita tak memiliki cukup uang untuk mengabulkan keinginan sang buah hati.
Banyak orangtua mengatakan “tidak punya uang” sebagai alasan agar anak tidak meminta macam-macam. Hal ini tentunya tidak baik, karena bisa membebani anak-anak. Mereka cenderung akan berpikir bahwa orangtuanya tidak memiliki uang yang cukup.
Nah, daripada mengatakan “tidak punya uang” pada buah hati Anda, cobalah untuk menjelaskan padanya cara mendapatkan barang yang ia inginkan. Misalnya dengan mengajari anak cara menabung.
Anak-anak, terutama yang masih dalam masa pertumbuhan, seringkali menginginkan barang ini itu. Jika tidak dituruti pun, mereka biasanya akan menangis atau melakukan hal lain yang akhirnya membuat orangtua luluh.
Nah, sebagai orangtua sebaiknya jangan selalu menuruti segala keinginan anak untuk membeli barang yang mereka inginkan. Beritahukan pada anak bahwa tidak semua yang diinginkannya dapat dibeli atau dimiliki. Jelaskan juga bahwa barang-barang itu tidak memiliki manfaat atau tidak diperlukan.
Kesalahan yang sering tidak disadari orangtua selanjutnya adalah mereka mengeluhkan pekerjaannya di depan buah hati. Sama seperti yang telah disebutkan pada poin pertama, mengeluhkan masalah pekerjaan di depan anak akan membuat mereka merasa terbebani. Mereka mungkin akan berpikir bahwa bekerja adalah hal yang melelahkan.
Pola pikir seperti ini bisa membuat anak tumbuh dalam perasaan yang tidak nyaman. Sebaliknya, cobalah untuk selalu membawa energi positif setelah pulang kerja. Misalnya dengan menceritakan bagaimana asyiknya pekerjaan Anda dan seberapa seru rekan-rekan kerja Anda. Mereka tentu juga akan berpikir bahwa dunia kerja adalah hal yang menyenangkan.
Sesuaikan uang saku anak dengan kebutuhan mereka. Misalnya jika anak Anda saat ini duduk di bangku sekolah dasar, maka uang saku yang ideal adalah 5-10ribu. Tentunya ini juga disesuaikan dari aspek lain, misalnya uang transport.
Untuk anak SD sendiri frekuensi pemberian uang saku yang ideal adalah harian/setiap hari. Sedangkan untuk SMP, Anda bisa mulai mengajarinya untuk memanajemen keuangannya sendiri dengan memberikan uang saku secara mingguan/seminggu sekali. Nah, untuk anak yang sudah menginjak SMA, Anda bisa memberinya uang saku sebulan sekali.
Itulah kesalahan finansial yang sering dilakukan orangtua secara tidak sengaja pada anak. Yuk, mulai perbaiki kebiasaan tersebut dari sekarang.