Dalam kehidupan rumah tangga, perbedaan pendapat dengan pasangan tentunya menjadi hal yang wajar terjadi. Namun, bagaimana jika perbedaan pendapat itu diikuti dengan kekerasan fisik yang memaksakan kehendak? Tentu itu bukan hal yang patut dibenarkan lagi.
Perlu diketahui, dalam kehidupan pasangan suami istri tak hanya bisa terjadi kekerasan fisik saja. Baik pihak laki-laki ataupun perempuan, bisa saja mengalami kekerasan dalam hal lain seperti kekerasan psikis dan kekerasan finansial. Nah, kali ini AKUN.biz akan menjelaskan apa saja yang termasuk kekerasan finansial dalam sebuah rumah tangga.
Daftar Isi
Beberapa suami menginginkan istrinya untuk berhenti atau tidak usah bekerja. Dengan dalih agar mereka, para istri, fokus terhadap pekerjaan rumah tangga dan mengurus anak saja. Tentu hal itu tidak jadi masalah, selama suami masih mau memberikan nafkah.
Namun bagaimana jadinya jika sang istri tidak diperbolehkan bekerja, sedangkan sang suami juga tidak memiliki pekerjaan sama sekali? Hal inilah yang bisa jadi salah satu tanda terjadinya kekerasan finansial di dalam keluarga.
Ada juga suami yang tetap menafkahi istri dan anaknya, namun ia memberikan uang belanja bulanan yang terbatas. Ini juga menjadi salah satu bentuk kekerasan finansial selanjutnya yang perlu diwaspadai.
Bayangkan apa jadinya, jika suami memaksa kamu untuk mencukupi kebutuhan selama 1 bulan ke depan dengan hanya bermodalkan uang belanja sebesar 1-2 juta. Belum lagi, jika sudah dikaruniai buah hati. Tentu kebutuhan keluarga akan membengkak, sehingga uang belanja pun seharusnya juga perlu ditambahi. Namun, suami yang keras kepala kadang tetap memberikan uang belanja dengan nominal yang terbatas, tanpa memikirkan bahan-bahan kebutuhan yang juga mengalami kenaikan setiap harinya.
Saling terbuka dengan pasangan merupakan salah satu faktor penting dalam sebuah hubungan. Tak terkecuali terbuka dalam hal finansial. Namun, terdapat hal yang perlu kamu waspadai apabila pasanganmu meminta setiap detail pengeluaran bahkan hingga ke pengeluaran pribadi yang menggunakan uangmu sendiri.
Dalam hal ini, pasangan akan meminta segala detail pengeluaran, bahkan untuk keperluan keluarga sehari-hari. Seperti membeli bahan-bahan makanan atau semacamnya. Nah, yang perlu diwaspadai dari perilaku pasangan demikian adalah mungkin saat ini hanya dalam hal finansial saja kamu dibatasi dan diawasi. Namun kedepannya, bisa saja berdampak terhadap hal-hal lain yang kemudian kamu akan merasa tidak bebas dan membuatmu tertekan dalam hubungan rumah tangga.
Seperti yang kita tahu, banyak pasangan suami istri berpisah hanya karena masalah ekonomi. Untuk itu, perlu adanya pengelolaan finansial yang baik antara keduanya.
Kondisi finansial adalah salah satu hal yang krusial dalam sebuah hubungan. Jika keuangan hanya diatur oleh salah satu pihak, akan membuat keuangan keluarga tak lagi transparan dan dapat disalah gunakan. Nah, ada baiknya untuk menghindari kekerasan finansial yang satu ini, ajaklah pasanganmu untuk menyusun anggaran keuangan keluarga bersama-sama setiap bulannya. Dengan begitu, tujuan keuangan keluarga dapat dengan mudah tercapai nantinya.
Kekerasan finansial selanjutnya yang umum dialami adalah salah satu pihak menggunakan tabungan keluarga untuk memenuhi kebutuhan pribadi. Seperti jika wanita yang melakukan, ia biasanya akan menggunakan uang tersebut untuk berbelanja barang-barang fashion atau make-up. Sedangkan jika pria, ia mungkin akan menggunakan tabungan keluarga tersebut untuk hal lain untuk memenuhi kebutuhannya sendiri.
Tentu saja baik pria ataupun wanita yang melakukannya, hal tersebut tidak sepantasnya dilakukan. Ada baiknya sebelum menggunakan tabungan keluarga, bicarakan terlebih dahulu dengan pasangan. Jangan sampai, tujuan keuangan keluarga gagal hanya karena salah satu pihak yang egois. Ingat, bahwa kamu juga memiliki tanggungan lain seperti pendidikan anak dan semacamnya.
Demikianlah artikel mengenai kekerasan finansial yang umum dialami oleh banyak pasangan. Banyak yang tak menyadari tentang kekerasan non-fisik ini, namun efek yang ditimbulkan kedepannya juga tidak baik untuk keluarga. Maka dari itu, komunikasikan semuanya pada pasangan agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.