Sudah bukan rahasia lagi jika emas menjadi salah satu instrumen investasi paling aman dan banyak digunakan. Hal tersebut dikarenakan, jenis logam mulia yang satu ini dapat dikategorikan sebagai salah satu aset safe haven.
Safe haven sendiri merupakan istilah yang digunakan untuk menyebut aset yang aman dimiliki dalam jangka waktu panjang. Bahkan pada kondisi tertentu atau saat ekonomi sedang mengalami penurunan, aset safe haven ini cenderung memiliki harga yang stabil atau bahkan bisa terus naik. Selain emas, ada juga instrumen investasi lain yang termasuk dalam kategori safe haven yakni meliputi US Dollar, Jepang Yen dan obligasi pemerintahan.
Namun pada artikel kali ini, AKUN.biz secara khusus akan mengajak Anda untuk membahas lebih lanjut mengenai investasi emas yang belakangan cukup marak digunakan orang-orang untuk menyimpan aset mereka agar tidak semakin tergerus oleh inflasi. Penasaran, kan? Simak lengkap artikelnya berikut ini, ya.
Daftar Isi
Sebelum membahas lebih jauh mengenai investasi emas, tips maupun cara untuk memulainya. Terlebih dahulu Anda harus mengetahui apa sih sebenarnya definisi dari investasi itu sendiri?
Secara sederhana, investasi merupakan aktivitas menanamkan modal pada suatu aset tertentu dengan tujuan untuk mendapatkan profit atau keuntungan dari hal tersebut. Aktivitas penanaman modal ini berbeda dengan menabung secara konvensional. Di mana pada saat Anda berinvestasi, maka profit yang diperoleh bisa digunakan untuk melawan arus inflasi yang terjadi.
Sebagai informasi, selama 5 tahun terakhir (periode 2016 – 2020) Indonesia mengalami inflasi mulai dari kisaran 1,5 hingga 3,5 persen tiap tahunnya. Artinya, untuk mengatasi permasalahan tersebut agar uang Anda tidak terus menerus tergerus oleh inflasi, maka diperlukan instrumen investasi yang dapat memberikan return di atas 3,5 persen.
Dalam prakteknya, ada banyak instrumen investasi yang bisa Anda jadikan pilihan untuk melawan arus inflasi yang ada. Misalnya obligasi pemerintahan yang memberikan return di atas 5 persen tiap tahunnya atau saham yang dapat memberikan kenaikan harga hingga 12-15 persen per tahun. Sedangkan emas yang merupakan instrumen investasi yang akan kita bahas kali ini menawarkan return hingga 10 persen per tahun.
Jumlah return yang diberikan tersebut tentu cukup untuk melawan inflasi yang terjadi di negara kita. Sehingga Anda tidak perlu khawatir terhadap nilai uang yang Anda simpan saat ini mengalami penurunan di masa mendatang.
Sedangkan investasi emas sendiri merupakan sebuah aktivitas menanamkan modal yang Anda miliki ke dalam bentuk logam mulia. Untuk kemudian disimpan dan dijual kembali pada saat emas mengalami kenaikan harga. Dengan demikian, nantinya Anda bisa memperoleh profit dari selisih harga jual dan belinya.
Di era digital seperti saat ini, ada begitu banyak kemudahan yang bisa kita temukan. Termasuk salah satunya adalah kemudahan dalam hal berinvestasi. Jika dulu untuk memulai investasi diperlukan modal awal yang cukup besar. Kini siapa saja dapat berinvestasi bahkan dengan nominal paling kecil sekali pun.
Investasi emas yang dulu hanya bisa dimulai dengan membeli perhiasan atau emas batangan dengan nilai ratusan ribu bahkan hingga jutaan. Kini juga bisa dimulai dengan nominal kecil mulai dari Rp 5.000. Kemudahan tersebut membuat siapa saja tak perlu ragu lagi untuk mulai berinvestasi.
Di bawah ini, AKUN.biz juga akan memberikan cara yang bisa Anda lakukan untuk mulai berinvestasi emas dengan modal minim. Apa saja?
Cara pertama yang bisa Anda lakukan adalah dengan menabung emas secara digital. Layanan ini memungkinkan masyarakat untuk dapat membeli emas tanpa harus dalam bentuk 1 gram secara utuh. Artinya, masyarakat diberikan kemudahan dalam memiliki aset emas dengan melakukan sistem pembelian secara berkala dengan minimal nominal yang cukup beragam.
Misalnya saja menabung emas di Pegadaian dapat dimulai dengan minimal modal Rp 50 ribu. Sedangkan di platform lain seperti Tamasia dapat Anda dapat membeli emas dengan nominal mulai dari Rp 10 ribu. Marketplace seperti Tokopedia pun juga dapat digunakan untuk berinvestasi emas dengan minimal modal mulai dari Rp 5 ribuan.
Jadi misalnya saat ini harga emas adalah Rp 1 juta per gram. Maka jika Anda menabung emas Rp 100 ribu, Anda akan mendapat emas dengan kuantitas sebesar 0,1 gram. Anda bisa terus membeli atau menabung emas tersebut secara rutin setiap waktunya. Dengan demikian nantinya perlahan, emas yang Anda miliki akan berjumlah banyak dan memiliki nominal besar.
Harga tersebut akan terus mengalami kenaikan seiring dengan pergerakan harga emas dalam skala global. Sehingga mungkin saja nominal Rp 100 ribu yang Anda keluarkan saat ini akan mendapat emas dengan berat atau jumlah yang berbeda di bulan mendatang.
Produk tabungan emas digital atau non-fisik ini menawarkan ragam keunggulan mulai dari pembelian dapat dilakukan dengan modal awal yang minim, terhindar dari risiko kehilangan atau pencurian, dapat dengan mudah dijual kembali dengan harga yang kompetitif.
Berikutnya, Anda juga bisa berinvestasi dengan menggunakan instrumen emas dalam bentuk fisik. Seperti yang telah disinggung sebelumnya, investasi emas fisik memiliki keterbatasan. Di mana Anda hanya dapat membelinya dalam bentuk yang sudah ditentukan. Artinya modal yang akan Anda keluarkan pun tidak bisa fleksibel seperti halnya ketika menabung di Pegadaian atau membeli emas digital (non-fisik).
Seperti contoh ketika Anda membeli emas Antam batangan. Pecahan yang ada mulai dari 0,5 gram hingga 1000 gram (1 kg). Tentunya karena satuan harga emas tersebut sudah ditentukan dari awal sehingga modal yang harus Anda keluarkan harus mengikuti harga beli emas saat itu juga.
Misalnya, pada emas digital atau non-fisik yang disediakan oleh Pegadaian, Anda bisa membelinya mulai dari harga Rp 50 ribu. Namun pada emas fisik, Anda harus mengeluarkan modal ratusan ribu hingga jutaan tergantung dari pecahan emas yang ingin Anda beli.
Nantinya, emas tersebut bisa Anda jual ketika mengalami peningkatan harga lewat selisih yang terjadi di antaranya. Apabila Anda membeli emas 1 gram dengan harga Rp 1 juta, setahun kemudian logam mulia tersebut mengalami kenaikan harga menjadi Rp 1,2 juta per gramnya. Sehingga jika Anda menjualnya pada saat itu, maka profit atau keuntungan yang bisa Anda dapatkan sekitar Rp 200 ribu.
Cara berinvestasi emas fisik seperti ini sudah banyak diterapkan oleh orang tua zaman dulu dan terbukti efektif untuk melawan arus inflasi.
Meski emas merupakan instrumen investasi yang cukup aman untuk pemula serta minim risiko. Namun bukan berarti Anda bisa memulainya tanpa melakukan pertimbangan terhadap satu dan lain hal. Bagi Anda yang tertarik untuk mulai berinvestasi pada emas, berikut terdapat beberapa tips yang perlu Anda perhatikan.
Tips pertama yang harus Anda lakukan sebelum memutuskan untuk berinvestasi adalah mengetahui atau menentukan tujuan berinvestasi. Misalnya, Anda ingin berinvestasi untuk biaya pernikahan, membeli kendaraan baru, membeli rumah ataupun hal yang lain. Dengan tujuan tersebut, investasi emas Anda akan memiliki target atau kegunaan yang jelas serta Anda dapat menentukan kapan waktu yang tepat untuk memanennya.
Emas memiliki harga yang cukup fluktuatif atau sering mengalami naik-turun. Untuk itu, sebelum memutuskan membeli emas sebagai instrumen investasi Anda, sebaiknya lakukan riset atau cek harga terkini terlebih dahulu. Apakah pada waktu tersebut, emas sedang mengalami kenaikan atau sedang mengalami penurunan harga?
Jika kondisi pasar memperlihatkan bahwa harga emas sedang naik, maka sebaiknya tahan diri Anda terlebih dahulu untuk melakukan pembelian. Sebaliknya, ketika harga emas sedang turun, Anda bisa langsung membelinya.
Memang harga emas cenderung naik turun. Namun bukan berarti itu adalah risiko besar yang harus Anda hindari atau dijadikan momok dalam berinvestasi.
Satu hal yang perlu diketahui adalah bahwa emas merupakan aset yang harganya positif akan terus mengalami kenaikan di masa mendatang. Ini disebabkan komponen logam mulia ini berasal dari sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui. Sehingga jika semakin banyak orang yang membelinya, maka harga emas akan terus mengalami peningkatan lantaran stoknya di pasaran akan menipis.
Seperti yang telah disebutkan di atas bahwa investasi emas terdiri dari dua jenis yakni emas digital (non-fisik) dan emas batangan (fisik). Anda bisa memilih mana produk yang sekiranya cocok dengan pilihan Anda. Misalnya Anda tidak mau ribet dan cenderung ingin membeli emas dengan cara menyicilnya dari nominal kecil, maka tabungan emas digital jauh lebih disarankan. Sedangkan jika Anda lebih suka menyimpan emas sendiri, maka membelinya dalam bentuk fisik bisa dijadikan pilihan.
Jika Anda memilih untuk berinvestasi emas fisik, maka pastikan Anda sudah menyiapkan tempat khusus untuk menyimpan aset logam mulia tersebut. Anda bisa menyimpannya dalam brankas ataupun disimpan ke dalam Safe Deposit Box (SDB) yang merupakan jasa kotak penyimpanan harga maupun surat berharga. Lewat media penyimpanan tersebut, Anda tak perlu lagi khawatir akan risiko kehilangan.
Sama halnya instrumen investasi yang lain, emas juga memiliki kelebihan dan kekurangannya tersendiri. Di bawah ini kami akan memberikan ulasan lengkapnya.
Logam mulia yang satu ini memang cukup populer di kalangan masyarakat umum maupun investor kelas kakap. Tak heran jika emas sangat mudah untuk dijual kembali dalam kondisi apapun. Bahkan saat kondisi ekonomi sedang sulit pun, likuiditas emas tak perlu diragukan lagi.
Tidak seperti saham atau instrumen investasi lainnya yang setiap keuntungannya harus melewati perhitungan pajak. Emas sendiri tidak akan dikenai oleh hal tersebut. Sehingga instrumen yang satu ini sangat cocok bagi Anda yang ingin berinvestasi bebas pajak.
Harga emas yang fluktuatif namun cenderung mengalami peningkatan dari waktu ke waktu membuatnya menjadi instrumen yang cocok untuk memberikan perlindungan terhadap nilai kekayaan atau aset Anda saat ini. Dengan demikian, Anda tak perlu khawatir lagi soal risiko inflasi setiap tahunnya.
Jika Anda menyimpan emas dalam bentuk fisik, maka risiko terjadinya kehilangan cukup tinggi. Entah Anda salah atau lupa di mana meletakkannya atau bisa juga karena dicuri. Selain itu, Anda yang sering menggunakan perhiasan emas dalam rutinitas sehari-hari juga dapat meningkatkan risiko tindak kejahatan seperti perampokan.
Seperti yang telah disinggung di awal, kenaikan harga emas sangatlah fluktuatif. Meski ini bukan risiko yang menakutkan karena kecenderungan harga emas yang selalu naik. Namun perlu diketahui bahwa kenaikan harga emas membutuhkan waktu yang tidak singkat.
Poin yang satu ini sangat penting untuk diketahui bahwa memang begitu kenyataannya. Harga emas seringkali akan mengalami lonjakan tajam ketika kondisi ekonomi sedang menurun. Itulah kenapa logam mulia ini cocok dijadikan pilihan untuk menahan nilai aset tertentu.
Sedangkan pada kondisi ekonomi yang stabil, harga emas cenderung mengalami peningkatan yang cukup lambat. Tak heran jika emas menjadi salah satu instrumen investasi jangka panjang.
Demikianlah artikel mengenai investasi emas dari kami kali ini. Lewat ulasan lengkap di atas, kini Anda sudah mengetahui bagaimana cara berinvestasi emas hingga apa saja plus minusnya. Penting untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan suatu instrumen investasi karena hal ini akan turut membantu Anda dalam memberikan gambaran mengenai profit atau keuntungan yang akan didapat.
Bagaimana pun, emas menjadi salah satu logam mulia yang paling populer di kalangan masyarakat. Likuiditasnya yang tak perlu diragukan membuatnya sangat cocok untuk dijadikan aset safe haven di masa-masa sulit, seperti saat pandemi COVID-19 ini.
Namun dalam prakteknya, tak hanya investasi saja yang Anda butuhkan. Cara Anda dalam mengelola keuangan pun turut harus diperhatikan. AKUN.biz dapat dijadikan solusi untuk membantu Anda dalam memudahkan manajemen keuangan pribadi, bisnis maupun organisasi. Sistemnya yang sederhana membuat aplikasi ini mudah untuk dipahami siapa pun.
Dengan AKUN.biz, Anda bisa melakukan pencatatan keuangan, pengunduhan laporan hingga transaksi utang piutang dari mana saja dan kapan saja. Yuk, permudah pengelolaanmu sekarang juga!