Memiliki pekerjaan yang sesuai hobi pastilah menyenangkan. Sebut saja menjadi seorang seniman atau freelancer yang tak terikat oleh perusahaan. Disaat orang lain harus bekerja sesuai jam atau waktu yang telah ditentukan, para seniman dan freelancer dapat bekerja kapanpun mereka mau. Namun, meski menyenangkan kedua profesi tersebut tentu memiliki kisah sedihnya tersendiri.
Sebut saja penghasilan yang mereka dapatkan tak pernah tetap. Berbeda dengan karyawan pabrik atau kantoran yang cenderung berpenghasilan tetap setiap bulannya. Seniman serta freelancer hanya akan mendapatkan penghasilan jika mereka mendapatkan project pekerjaan atau karya yang mereka ciptakan terjual.
Nah, jika Anda adalah salah satu freelancer, seniman, pengusaha atau profesi apapun yang berpenghasilan tidak tetap. AKUN.biz kali ini akan berbagi mengenai tips cara mengatur keuangan bagi yang berpenghasilan tidak tetap. Simak lengkap artikel berikut, ya!
Daftar Isi
Jika Anda memiliki penghasilan yang tidak rutin, baik dalam segi frekuensi penghasilan ataupun jumlahnya, maka wajib hukumnya untuk menyusun anggaran selama satu tahun. Anggaran ini dapat mencakup jumlah penghasilan serta pengeluaran Anda dalam satu tahun. Anda bisa membagi pengeluarna menjadi beberapa kategori meliputi:
Pengeluaran wajib merupakan pengeluaran yang sudah pasti terjadi atau sudah menjadi komitmen, sedangkan pengeluaran tidak wajib merupakan pengeluaran yang bersifat opsional atau pilihan. Sementara, pengeluaran tetap adalah pengeluaran yang jumlahnya selalu sama setiap waktu, sedangkan pengeluaran tidak tetap adalah pengeluaran dengan jumlah yang cenderung berubah-ubah. Prioritaskan pengeluaran Anda dari pengeluaran wajib-tetap hingga tidak wajib-tidak tetap.
Selanjutnya, Anda juga perlu menyiapkan beberapa rekening untuk mengatur pengeluaran yang lebih terkontrol.
Misalnya, rekening pertama untuk menampung penghasilan yang tidak tetap dari klien, bisnis, honor dari karya cipta, dan lain-lain.
Rekening kedua berfungsi sebagai dompet bulanan. Dana pada rekening kedua ini diambil dari rekening pertama (rekening penghasilan) sejumlah pengeluaran bulanan yang sudah Anda susun dalam anggaran tahunan sebelumnya.
Sedangkan rekening ketiga berfungsi sebagai dana darurat. Dana darurat memiliki peran yang sangat penting terutama bagi Anda yang memiliki pendapatan tidak tetap setiap bulannya. Di beberapa waktu Anda mungkin akan dihadapkan dengan kondisi penghasilan yang sepi dan tidak sesuai dengan ekspektasi. Sedangkan, untuk memenuhi kebutuhan selama sebulan dana dari penghasilan tersebut mungkin masih kurang.
Nah, di sinilah dana darurat mengambil peran. Anda bisa memanfaatkan rekening ketiga ini untuk menutup kebutuhan yang tidak tercukup sebelumnya. Namun, sebelum itu Anda harus mengumpulkan dana darurat dari jumlah penghasilan Anda. Pastikan Anda memiliki porsi dana darurat yang tepat sesuai dengan status yang Anda miliki. Apakah lajang, menikah atau sudah menikah dan memiliki anak? Masing-masing memiliki porsinya tersendiri.
Selain ketiga rekening ini, Anda bisa membuat rekening lain, misal rekening untuk hobi, rekening belanja pribadi, dll. Namun, tentunya rekening ini baru mendapat jatah dana setelah dana untuk pengeluaran wajib sudah terpenuhi.
Tidak seperti para karyawan yang memiliki proteksi diri berupa asuransi yang diberikan oleh tempat kerja, para pekerja lepas, seniman dan pengusaha cenderung tidak mendapatkan hal itu. Solusinya, Anda harus membeli asuransi sendiri dan menyesuaikan produk asuransi dengan kebutuhan.
[Baca juga: Asuransi Kecelekaan Diri, Penting Gak Sih?]
Kemudian, jika saat ini Anda sudah berkeluarga maka penting untuk menyiapkan dana pendidikan anak. Ingat, bahwa biaya pendidikan mengalami kenaikan 10 hingga 20% setiap tahunnya. Artinya, untuk membiayai pendidikan anak hingga tuntas beberapa tahun mendatang, Anda perlu menggunakan instrument investasi yang tidak mudah dikalahkan oleh inflasi.
Perhitungan kebutuhan biaya sekolah untuk keluarga yang berpenghasilan tidak rutin agak sedikit berbeda dari keluarga yang memiliki penghasilan rutin. Dalam kasus ini, Anda harus menghitung seluruh komponen biaya sekolah anak yang akan dituju, baik dari uang pangkal, uang sekolah bulanan, biaya ekstrakurikuler, seragam, field trip, dan lain-lain. Lalu, jangan lupa untuk mengekskalasi biaya-biaya tersebut dengan tingkat inflasi di masing-masing sekolah. Jika tidak ingin terlalu repot, Anda bisa menggunakan tingkat inflasi pendidikan secara umum, yaitu 15% untuk jenjang Playgroup hingga SMA dan 10% untuk universitas di dalam negeri.
[Baca juga: Ketahui Hal Berikut Sebelum Menyiapkan Dana Pendidikan]
Perhitungan konservatif untuk dana pendidikan lebih baik dibandingkan perhitungan yang terlalu agresif yang justru mengakibatkan jumlah uang sekolah yang seharusnya disiapkan lebih kecil dibandingkan kebutuhan yang sebenarnya.
Terakhir, dana pensiun menjadi salah satu yang terpenting untuk dipersiapkan para pekerja yang berpenghasilan tidak rutin. Meskipun tidak bekerja di bawah perusahaan, Anda tetap perlu menyiapkan dana pensiun agar masa tua Anda tidak mengalami kesulitan finansial.
Untuk mewujudkan kehidupan yang menyenangkan setelah pensiun, Anda bisa menggunakan instrument investasi jangka panjang seperti saham, properti ataupun yang lain.
Itulah beberapa cara mengatur keuangan untuk Anda yang berpenghasilan tidak tetap. Semoga bermanfaat!