Memang wajar membicarakan Ivan Lanin kemudian dikaitkan dengan belajar mengelola keuangan? Oppps, bagi Anda yang selalu mengikuti sepak terjang Uda Lanin tentu akan mengernyitkan dahi, atau buru-buru langsung mengeluarkan sanggahan, “Eitsss…. Gak bisa! Ivan Lanin itu pakar mengelola dan menerapkan bahasa Indonesia yang baik dan benar! Masak dihubung-hubungkan dengan manajemen ataupun mengelola keuangan! Ketemu berapa perkara?!”
Ya, bagi Anda yang belum begitu mengenal Ivan Lanin, jika tidak bingung, bisa jadi akan menyikapinya dengan santai. Masa bodo amatlah. Tapi bagi Anda yang dekat dengan dunia literasi, tentu akan reaksioner. Apalagi ketika tahu bahwa pria Minang itu dikenal sebagai seorang Wikipediawan pencinta bahasa Indonesia yang tampan dan sedang hype saat ini.
Bukan hendak memasukkan Uda Ivan Lanin ke dalam perkara bisnis pun keuangan. Lebih dari itu, ada yang bisa dipelajari dari sosok wikipediawan itu, yaitu perihal kepeduliannya dalam menerapkan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Kenyataannya kepedulian itu juga bisa diterapkan dalam usaha dan bisnis. Yaitu kepedulian mengelola keuangan yang baik dan benar pula.
Belajar bahasa Indonesia hingga mengerutkan kening lalu menguap bosan? Itu, sih, dulu. Sekarang, melalui media sosial Twitter, banyak pengikut Ivan Lanin pun netizen… eh, warganet belajar bahasa dengan cara yang segar. Ivan Lanin sebagai penjaga gawang penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar terbukti memiliki cara penyampaian yang asyik dan menyenangkan. Sehingga bisa diterima khalayak, dan juga tak menjadi beban ketika harus diterapkan pada diri sendiri.
Daftar Isi
Niat Ivan Lanin sederhana saja; ingin agar bahasa Indonesia lebih dicintai. Ia pun tak begitu mempermasalahkan perdebatan remeh semacam penggunaan mana yang benar: jomblo atau jomlo (yang benar adalah jomlo, anyway). Beliau mengenalkan kata-kata bahasa Indonesia yang baku dengan cara simpel namun mudah diingat.
Penjelasan Ivan Lanin mengenai kata yang baku cenderung rapi, mudah dicerna, dan terstruktur (tak jarang ia menyertakan tautan blog dengan penjelasan yang lebih panjang). Memang sebuah usaha yang tak singkat, namun sepertinya kini mulai memetik hasilnya. Banyak warganet apabila menemukan kejanggalan pada kata yang tak baku, buru-buru lapor pada Ivan Lanin. Tak sedikit pula, warganet yang sebelumnya nyaman pada kesalahkaprahan penggunaan kata, mulai sadar letak kesalahannya dan mulai menggunakan kata dan susunan kalimat yang benar.
Bukankah metode-metode semacam itu asyik pula jika diterapkan pada hal lain, tak sebatas pada mengelola kata/bahasa, namun juga dalam hal belajar mengelola keuangan? Dalam belajar, tak usahlah disikapi dengan penuh perdebatan, lebih dari itu adalah pengarahan secara sederhana.
Seorang Ivan Lanin terkadang memberi contoh penggunaan kalimat yang efisien. Misalnya bila telah menggunakan frasa ‘para ibu’, maka tak perlu mengulang kata ‘ibu’ menjadi ‘para ibu-ibu’. Penggunaan ‘para’ pada frasa tersebut sudah berarti jamak. Pun dalam menjalankan sebuah perusahaan. Penting untuk diketahui, bahwa dalam berbisnis diperlukan pula laku efisien dan produktif. Perusahaan yang sukses adalah perusahaan yang well-organized. Tak sulit untuk mewujudkan perusahaan yang well-organized, yakni dengan menjaga semua berkas dan data rapi dan terstruktur.
Ini artinya, jika perusahaan tersebut rapi dan well-organized, tidak akan ada cerita panik karena dokumen yang hilang atau tak bisa diakses.
Salah satu cara penyimpanan berkas paling efektif adalah dengan go digital. Alih-allih menyimpan berkas dalam bentuk print-out, lebih baik menyiman berkas-berkas tersebut secara online, eh daring (dalam jaringan) :). Hal ini akan mempermudah dan mempercepat para pekerja yang hendak mengakses. Batasi siapa saja dan pada level mana saja yang bisa mengakses data. Salah satu tempat penyimpanan data yang berkapasitas besar adalah Cloud, sebagaimana sistem yang diaplikasikan oleh layanan AKUNbiz sebagai buku kas online.
Hampir sama dengan kicauan interaktif Ivan Lanin dengan warganet pengikutnya (netizen follower) yang bisa diakses selama terkoneksi dengan internet, penyimpanan berkas secara online juga mendukung karyawan untuk bekerja mobile. Tak harus bekerja di kantor. Karenanya hal itu menjadikan pekerjaan terasa lebih fleksibel, tak mengungkung dan mengurangi tingkat stres pekerjanya.
Tak semua file ataupun berkas bisa disimpan secara daring. Ada berkas-berkas yang disimpan dalam bentuk hard copy atau fisik. Pastikan penyimpanannya rapi dan mudah dicari. Beri warna berbeda pada setiap jenis berkas. Apabila ada karyawan yang memiliki kemampuan arsiparis yang baik, sila berikan perhatian khusus. Karena tak semua orang memiliki kemampuan dan kemauan mengarsip pekerjaan dengan baik.
Beberapa waktu lalu, Ivan Lanin meng-quote kicauan yang telah dituliskannya pada tahun 2008. Kicauannya bisa dikatakan alay dan tidak terstruktur rapi seperti kicauan-kicauannya yang sekarang. Para warganet pun berkomentar bahwa ternyata sosok Ivan Lanin juga manusia yang tak luput dari salah dan dosa; pernah alay, dan pernah salah. Namun kesungguhan hatinya untuk tak malu menunjukkan kesalahannya adalah hal yang tak kalah untuk diteladani. 😛
Yap, tak perlu malu bila pernah melakukan hal yang salah, asalkan dari kesalahan tersebut bisa belajar untuk menjadi person yang lebih baik. Hal ini tentu termasuk penerapan kita, baik dalam bahasa tulis ataupun lisan. Salah itu biasa, menjadi tak biasa adalah ketika sudah salah, ngeyel, malah juga mengkambing-hitamkan orang lain. 🙂
Begitu pula dalam dunia usaha dan bisnis, kemampuan dan kemauan koreksi diri sendiri penting dimiliki oleh setiap karyawan pun pengusaha. Pengusaha pun karyawan yang merasa paling benar sendiri apalagi sotoy alias sok tahu, kecil kemungkinan mengalami perkembangan karier pesat. Bahkan karena tak pernah sudi koreksi diri sendiri, tindakan mereka seringkali justru berimbas pada kerugian rekan kerja yang lain. Termasuk seniornya.
Selain dalam dunia usaha dan bisnis, serupa dengan itu adalah perihal belajar mengelola keuangan. Menjadi baik, asyik, dan bisa dilakukan dengan senang hati tiada beban adalah ketika selalu belajar mengelola keuangan secara tertib dan teratur. Juga menyediakan waktu untuk koreksi diri sendiri dengan tanpa harus meninggalkan suasana yang asyik dan menyengangkan. [des]