Kemandirian dalam keuangan yang diidam-idamkan bisa jadi salah satunya adalah harapan untuk bisa mencapai kebebasan finansial atau dalam bahasa kerennya Financial Freedom. Ialah tersedianya lebih banyak waktu dengan keluarga, teman, kerabat, dan sesiapapun, tanpa perlu khawatir dengan keadaan keuangan kita.
Dengan kata lain, kebebasan finansial atau financial freedom itu bisa dimaknai ketika kita bisa memiliki sekaligus mendapatkan uang, dengan tanpa melakukan hal berat dan menyita waktu kita lagi. Selain itu, financial freedom juga dapat diartikan bahwa pendapatan serta pemasukan kita nominalnya jauh lebih tinggi dibanding dengan pengeluaran yang kita butuhkan.
Bagi beberapa orang, kekebasan finansial di sini juga dapat diartikan bahwa ketika kita dapat menunda ‘kesenangan’ sementara, dengan tujuan bisa merencanakan untuk mendapatkan uang secara otomatis kelak di usia tua ataupun jangka waktu yang sudah ditentukan ke depannya. Bisa 1 tahun ke depan, 5 tahun mendatang, ataupun 10 tahun yang akan datang.
Ada banyak cara sekaligus langkah yang bisa ditempuh guna mencapai kebebasan finansial tersebut, dan di bawah ini adalah beberapa hal yang dapat diterapkan;
Bisnis sngat mungkin dijadikan sebagai kendaraan untuk mencapai kebebasan finansial. Karena dari bisnis yang di sana terjadi perputaran uang, tentu ada lebih besar kecenderungan untuk dapat membesarkan nilai nominalnya. Contoh dalam meraih financial freedom melalui bisnis ini adalah wajib dibuatnya program tageting, misalnya dalam 5 tahun ke depan bisnis yang kita jalani harus mencapai sekian nominal. Hal itu bisa kita perkirakan, tentu adalah pada saat kita sangat mengetahui perkembangan usaha yang dijalani.
Tolok ukur yang dapat digunakan secara kasat mata adalah terjadinya penambahan jumlah pekerja yang mengurusi bisnis kita. Dari kecil, kemudian menjadi terus bertambah jumlah karyawan, tentu itu sudah sangat bisa disarikan bahwa bisnis yang dijalani nilainya telah mengalami kenaikan.
Kesimpulan yang bisa didapat adalah; ketika awalnya jumah pekerja sedikit, yang di dalamnya bahkan kita juga harus turut memegang pekerjaan yang ada, maka pada saat jumlah pekerja banyak, secara otomatis kita pun tak harus tersita waktu serta tenaganya. Semi auto-pilot istilahnya. Itu artinya, uang sangat mungkin bisa masuk secara otomatis ke kantong, dengan catatan, pada mulanya selama beberapa tahun kita sudah ‘bekerja keras‘ dan berupaya maksimal.
Dari bisnis yang telah dijalan seperti terpaparkan di atas, kitapun tak boleh lantas berhenti dan hanya melakukan rutinitas seperti biasanya. Pasalnya, ketika kita masih mau terus ada dalam posisi financial freedom, maka ada baiknya uang yang berhasil diperoleh dari usaha pun bisnis itu tetap ada yang diputar dan diinvestasikan kembali. Bisa saja diletakkan dalam deposito, properti, saham, dan lain sebagainya.
Dalam berinvestasi ini intinya adalah kita perlu menyisihkan dan kemudian menabung uang yang dimiliki. Entah itu uang gaji, uang hasil keuntungan, bonus, dan masih banyak lagi.
Dengan kepemilikan uang memang sah-sah saja kita membelanjakannya ke banyak hal, bisa rumah, mobil, motor, dan lain-lain. Akan tetapi, ketika barang belanjaan itu memang dirasa tidak ataupun belum begitu dibutuhkan, alangkah baik tatkala dialokasikan ke pos onvestasi ini. Pasalnya, tabungan-investasi yang kita lakukan hari demi hari, bulan demi bulan, dan tahun demi tahun tersebut, akan memiliki kemungkinan nilai kembalinya lebih besar di kemudian hari. Itu berarti, income yang kita peroleh akan menjadi lebih dibanding waktu-waktu sebelumnya.
Nah pada posisi dan kondisi seperti itulah kebebasan finansial itu dapat diraih. Karena sudah tak perlu kemana-mana lagi, tak butuh membuang waktu banyak, dan tak harus repot-repot bekerja lagi, toh uang sudah bisa otomatis masuk di kantong.
Dalam pengalokasian pengeluaran itu, artinya harus kita sediakan waktu guna memperhitungkan segala hal yang berhubungan dengan ragam pengeluaran. Contoh sekilas mengenai hitungan pengeluaran itu adalah pembagian sesuai porsi dan atau kategorinya. Ada uang untuk biaya pendidikan, uang untuk kebutuhan sehari-hari, dana yang diperuntukkan pada perawatan kesehatan, cadangan uang untuk menikmati hiburan, dan masih banyak lagi. Artinya, kita harus menentukan pos-pos mana saja yang merupakan isi dari aktivitas kehidupan ini.
Hal-hal terkait perhitungan di atas akan dapat kita ketahui tentu saja saat ada catatan yang dirunut dari setiap transaksi. Dari catatan transaksi itulah kemudian kita akan bisa mengetahui secara persis ikhwal larinya uang dari kantong. Untuk makan berapa, guna membayar rumah berapa, listriknya habis berapa, dan nominal-nominal lain pun akan bisa terdeteksi.
Dari history transaki yang telah tercatat itulah selanjutnya kita bisa memeriksa, khususnya terkait ‘kebocoran anggaran’ itu di pos mana terjadinya. History pencatatan ini apanbila diidentikkan ke dalam mobil, ia seolah menjadi speedo-meter yang ada di dashboard. Pasalnya, kita akan bisa tahu sekaligus mengerti ke mana laju uangnya, dan kemudian kitapun akan memperhatikan ukuran keborosan yang dialami.
Beruntung saat di era digital ini, kita tak perlu capek-capek lagi menyimpan buku catatan yang kadang juga harus terbebas dari panas serta hujan lantaran ia rawan rusak. Adalah AKUNbiz yang merupakan aplikasi online sebagai pencatatan keuangan yang fungsinya seperti pembukuan sederhana.
Dengan aplikasi AKUNbiz ini, ada banyak keuntungan yang bisa kita peroleh. Ketika kita dulu harus menguasai tentang pembukuan, kali ini kita dimudahkan olehnya. Saat dulu kita harus menggaji seseorang untuk melakukan tugas pencatatan pembukuan, kini hal tersebut sudah bisa digantikan dengan AKUNbiz. Syaratnya selain tertib dan rutin melakukan pencatatan, tentu saja Anda juga harus memiliki gawai, baik itu Handphone, Laptop, ataupun Desktop, di mana gawai tersebut juga telah tersambung dengan jaringan internet.
Mengenai produk aplikasi AKUN.biz ini panduannya sila dapat disimak pada laman panduan berikut. (Sila Klik). []