Sore itu Maria, Lala, dan Jodie berkumpul di sebuah kafe dengan obrolan yang tak jauh dari cara calon ibu dalam mengelola keuangan. Sejatinya tema obrolan itu akan selalu berganti seiring kebiasaan mereka kongkow bareng sepulang bekerja. Ngobrolin apa saja, utamanya gosip yang lagi happening banget.
“Wow! Kyle Jenner barusan lahiran, Say! Dia berhasil nyembunyiin kehamilannya dari jepretan paparazi,” seru Jodie dengan suara kencang. Beberapa pengunjung menoleh ke arahnya. Perempuan itu menutup mulut sambil mengikih dan mengurangi volumen suara.
“Aku baca di instagram dia, alasannya supaya hatinya tetap tenang dan senang. Suasana hati ibu akan ngaruh ke janin juga, kan,” sahut Lala.
Maria mengangguk-angguk. “Terkesan dadakan banget, ya.”
“Enggak dadakan-lah. Justru well prepared banget. Tapi, kalau dadakan pun enggak akan jadi masalah. Kamu tahu sendiri keluarga besar Kardhasian duitnya kayak apa. Luber-luber, Say!” kata Maria.
“Memangnya kehamilan dan kelahiran perlu disiapin matang-matang?” tanya Jodie polos. Maklum di antara mereka bertiga, Jodie usianya yang paling muda. Ia belum menikah. Sementara Maria dan Lala sudah punya satu anak.
Mendengar pertanyaan itu, Maria dan Lala langsung sigap menjelaskan.
“Punya anak pertama memang penuh rasa seneng sekaligus khawatir,” Maria mencoba membuka penjelasan tentang beberapa hal yang kudu disiapin sebelum punya bayi. “Dan punya bayi itu artinya money management kamu kudu bener.”
“Kok bisa?” tanya Jodie.
“Punya anak itu mahal lho biayanya. Ini bukan sedang menyangkal nasihat banyak anak banyak rezeki, ya. Cuman, bicara realita aja. Kita enggak bisa menutup mata bahwa banyak yang harus disiapkan agar anak kita kelak bahagia setelah lahir di dunia,” jelas Lala. “Jadi, ini beberapa tips mengelola keuangan buat kamu calon ibu.”
Jodie mendengarkan dengan baik.
“Aku jelasin pertama, ya,” kata Maria.
“Sebelum menjadi orangtua, kamu harus membagi keuangan kamu menjadi dua kelompok; untuk kebutuhan sehari-hari dan dana darurat. Kebutuhan sehari-hari itu artinya uangmu cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari selama kamu cuti hamil. Cuti artinya tidak bekerja, kan. Tidak bekerja artinya tidak dapat gaji. Nah, kamu sudah harus siapin dana itu. Kemudian beranjak ke kebutuhan yang lain yang juga harus disiapkan; pakaian bayi, susu, makanan, dan biayanya akan semakin meningkat seiring pertambahan umurnya.”
“Kamu juga harus mempertimbangkan biaya penitipan anak, seumpama kamu balik kerja,” tambah Lala.
“Berikutnya adalah dana darurat,” Mari lanjut menjelaskan. “Dana kesehatan tentunya masuk dalam dana darurat. Banyak perubahan yang terjadi dalam tubuh ibu setelah melahirkan. Kita tentu berharap semua akan baik-baik saja dan sehat. Tapi, untuk menjaga hal yang tak diinginkan, kamu wajib punya dana kesehatan darurat.”
“Itu juga termasuk dana kesehatan anak kamu dan suamimu, ya,” tambah Lala.
“Dana darurat kesehatan ini bisa kita lihat pada cerita persalinan Cintya Lamushu, lho. Kedua bayi kembarnya terlahir prematur dan harus dirawat di NICU. Doa dan perhatian penting. Dan yang terpenting adalah adanya dana kesehatan yang turut menjamin keselamatan dan kesehatan si buah hati.”
“Ooo, ya, ya, ya…,” kata Jodie mengangguk. “Terus apa lagi?”
“Dana pendidikan,” jawab Maria cepat dan tepat. “Akan lebih bagus kalau anak kamu pintar lalu dapat beasiswa terus, sih. Hihi. Tapi, sebagai orangtua kita enggak boleh pelit nyiapin dana pendidikan untuk anak sedari mereka kecil sampai ke jenjang setinggi-tingginya.”
“Ya,” sahut Lala. “Pendidikan tinggi adalah investasi yang sangat bagus. Apalagi akses untuk sekolah hingga ke luar negeri sudah sangat mudah sekarang. Jadi, dorong anakmu untuk bersekolah setinggi-tingginya. Atau, berkarya sebaik-baiknya – kalau memang anakmu tidak suka model sekolah dalam gedung dan lebih memilih untuk berkesenian, misalnya.”
“Dan yang terakhir, nih; kamu kudu punya buku pencatatan keuangan. Semua sumber pemasukan dan semua jenis pengeluaran harus kamu catat dengan rapi. Kamu harus tahu ke mana uangmu lebih banyak dihabiskan. Dan dari mana saja sumber pemasukan bisa didapatkan.”
“Tapi aku males nenteng-nenteng buku berat ke mana-mana,” kata Jodie.
“Nah itu dia. Sekarang sudah gak butuh yang seperti itu lagi. Zaman sudah maju, sekarang sudah bisa download aplikasi pembukuan online seperti AKUNbiz di smartphone yang biasa kamu pegang. Baik lewat aplikasi android ataupun iOS, deh.
Dengan aplikasi itu kamu bisa mencatat semua pengelolaan keuangan kamu hanya via ponsel yang terhubung sama internet,” saran Lala.
“Aplikasi ini juga bisa kamu gunain, Mblo – Jomlo,” ledek Maria yang disambut dengan cubitan-cubitan kecil di lengannya. Karena masih single Jodie kerap diledek jomlo.
“Eh, tapi bener juga ya. Meski masih jomblo, sebagai calon ibu dalam mengelola keuangan, termasuknya aku ini masuk dalam kategori boros banget, nih. Dan enggak tahu duitku pergi habisnya untuk apa aja,” kata Jodie. Ia pun segera mengunduh aplikasi AKUN.biz. Maria dan Lala bergantian menjelaskan bagaimana cara menggunakan aplikasi keuangan online tersebut. [des]