Harga menjadi salah satu hal yang perlu dipertimbangkan di awal pembuatannya. Tentu saja dalam membuat sebuah harga produk, Anda tidak bisa asal-asalan. Terdapat berbagai hal yang perlu Anda ketahui dan pertimbangkan agar nantinya harga tersebut sesuai dan menarik minat masyarakat untuk membeli produknya.
Dalam prakteknya, terdapat beberapa strategi penentuan harga yang dapat Anda coba dan terapkan. Berikut beberapa di antaranya seperti yang telah AKUN.biz rangkumkan:
Daftar Isi
Sesuai dengan namanya, strategi pemilihan harga dengan cara ini lebih mengutamakan tampilan harganya yang menarik. Jika Anda pernah melihat harga sebuah barang elektronik yang berakhiran angka 9, 99 atau 999. Maka strategi charm pricing-lah yang digunakan oleh produk tersebut.
Menurut sebuah studi penelitian, produk yang dijual dengan harga berakhiran angka 9, cenderung laku 24% lebih banyak dibandingkan produk yang berakhiran dengan angka 0.
Selain itu, sebuah eksperimen yang dilakukan oleh University of Chicago dan MIT dengan memasarkan produk pakaian wanita yang sama dengan harga yang berbeda. Masing-masing dijual dengan harga $34, $39 dan $44. Hasil dari eksperimen tersebut cukup mencengangkan. Di mana pakaian dengan harga $39 lebih banyak terjual meskipun di sana terdapat produk yang sama persis dengan harga yang lebih murah.
Berikutnya adalah strategi prestige pricing. Strategi ini cenderung menetapkan harga yang tinggi untuk menciptakan brand image kualitas yang tinggi pula.
Contoh saja, ketika Anda membeli sebuah jam tangan yang dibandrol dengan harga puluhan atau bahkan ratusan juta. Meski tergolong mahal, namun Anda tidak merasa keberatan mengeluarkan uang dengan nominal sebesar itu untuk memiliki jam tangannya. Sebab, Anda berpikir bahwa hal itu sebanding dengan kualitas, brand dan value produk itu sendiri.
Strategi prestige pricing umumnya dilakukan oleh produsen dengan barang-barang yang misalnya: unik, berkualitas baik ataupun limited edition.
Pernahkah Anda pergi ke sebuah toko hp yang meletakkan produk A dan B berdampingan? Produk A dan B sendiri merupakan produk yang memiliki spesifikasi hampir sama. Hanya saja produk A lebih mahal dengan harga 3 juta. Sedangkan produk B dijual dengan harga 2,7 juta.
Tak ada perbedaan signifikan dari kedua produk tersebut selain brand serta prosesor mesin yang digunakan.
Dengan selisih harga yang relatif sedikit, kebanyakan orang cenderung lebih memilih produk A dengan harga 3 juta karena prosesor yang digunakan lebih bagus dibandingkan yang ditawarkan produk B. Inilah yang disebut teknik anchoring, dimana pembeli cenderung menangkap dan memilih informasi pertama yang diperoleh untuk melakukan pembelian.
Strategi penentuan harga ini memungkinkan pembeli membeli sebuah produk dengan harga penuh untuk mendapatkan satu produk yang lain secara gratis. Saat ini, strategi buy 1 get 1 sudah banyak diterapkan oleh toko mana pun. Kostumer yang melihat promo seperti ini, biasanya tak akan ragu lagi untuk melakukan pembelian.
Anda mungkin sering berbelanja sembari membandingkan harga produk satu dengan yang lain. Terlebih di era digital seperti saat ini, Anda bisa berbelanja melalui media online dan membandingkan harga barang secara mudah lewat situs e-commerce atau marketplace yang ada.
Nah, biasanya orang akan membandingkan harga barang-barang dan mencari yang termurah. Apakah memilih barang dengan harga termurah merupakan pilihan yang bijak? Tergantung. Kualitas barang juga perlu dipertimbangkan dalam hal ini.
Misalnya, jika Anda membandingkan sebuah produk makanan ikan sarden dalam kaleng. Produk yang murah mungkin dibuat dengan komposisi yang minim, potongan ikan yang sedikit. Sedangkan produk dengan harga yang sedikit lebih mahal dibuat lebih lengkap dengan potongan ikan lebih besar dan porsinya pun lebih banyak.
Demikianlah strategi penentuan harga yang bisa Anda coba sesuai dengan produk yang ingin Anda pasarkan. Semoga bermanfaat!